Penambahan ataupun pergantian pesawat oleh Garuda Indonesia untuk penerbangan haji seyogyanya dilakukan sebelum musim haji sebagai persiapan sebagai bentuk dari mitigasi bukan sebagai respons insiden atau setelah kejadian.
Garuda Indonesia bukanlah maskapai yang baru lahir dalam arti sudah banyak pelajaran dan pengalaman yang (sebenarnya) bisa dijadikan dasar untuk tumbuh dan berkembang, sekarang pilihan ada di pihak Garuda Indonesia sendiri apakah belajar dari kesalahan atau belajar dari pengalaman ataupun keduanya.
Kesalahan dapat membuat kita lebih pandai setelah kita mengenali kesalahan kita dan kemudian memperbaikkinya sedangkan pengalaman dapat membuat kita lebih terlatih dan mumpuni, namun pada sisi lain dahan pohon dapat membuat seekor.burung hanya hinggap bersantai hingga malas untuk belajar dan selalu yakin akan mendapat bantuan bila menghadapi hambatan keuangan.
Kita mungkin sudah tahu dahan di sini itu menggambarkan apa.
Bila di darat kita bangga mengatakan "Garuda ada di dadaku" maka sebenarnya kita bisa katakan juga " Garuda ada di langitku".
Teguran dari beberapa pihak sebaiknya tidak dianggap sebagai tidak ada (nothing) tapi dicatat (noting) agar selalu dapat dipelajari dan diingat selalu.
Kami masih dan akan selalu bangga memiliki Garuda Indonesia sebagai maskapai flag carrer bangsa Indonesia, kebanggan kita tersebut dapat semakin besar dan dalam seiring dengan kinerja dan layanan Garuda Indonesia yang semakin matang dan (selalu akan) lebih baik pada semua jenis penerbangan -- reguler, Kepresidenan, maupun penerbangan haji
Berbenalah Garuda Indonesia ..
Ajakan ini tentunya bukan ditujukan kepada pesawat pada armada maskapai.
Salam Aviasi
Referensi :