Peningkatan status seseorang dapat mengubah pula pola atau gaya hidupnya, sehingga seseorang yang tadinya menggunakan kereta api untuk jarak dekat atau pun menggunakan maskapai berjadwal kini mengalihkan preferensinya untuk memenuhi kebutuhan mobilisasinya.
Penjelasannya seperti ini, jika dia tinggal di Jakarta dan menjemput pasangan hidupnya di Bali maka leg dari Jakarta ke Denpasar sebenarnya bisa dihindari dengan misalnya parkir pesawatnya di DPS atau bandara terdekat lainnya saat pasangannya tersebut berangkat, biaya parkir pesawat untuk jangka waktu seminggu pun masih lebih rendah dari biaya penerbangan saat menjemput. Selain itu juga selama pesawat parkir tidak menghasilkan emisi.
Pada kenyataannya, mereka melakukan dua kali penerbangan pergi-pulang dari Jakarta ke Bali atau empat leg yang sebenarnya bisa dilakukan hanya dengan satu penerbangan pergi-pulang atau dua leg.
Ini kembali lagi kepada pertanyaan pada awal artikel ini, apakah kita semua mengikuti imbauan untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam dan energi yang berlebihan, karena jika kita masih membeli barang yang masih diproduksi dengan proses yang tidak sustainable atau menggunakan sumber energi yang tidak diperlukan ataupun berlebihan, maka ada hal yang mendasar dari kita yang perlu diubah.
Dengan kata lain, apakah kita bisa menjadi penghuni bumi dan pengguna jasa layanan transportasi yang sustainable?
Jawabannya mungkin tergantung pada masing-masing, juga mungkin akan sulit ketika kita masih belum bisa memisahkan status kita dari kehidupan kita yang memang meningkat serta dengan melihat keadaan bumi itu sendiri.
Industri aviasi dalam sejarahnya memang telah mengubah dunia namun kini aviasi perlu berubah untuk menciptakan dunia yang lebih baik, dan untuk mencapai itu diperlukan juga partisipasi dari para penggunanya...kita.
Jika kita bisa memulai menjalani kehidupan di rumah dengan cara yang sustainable dan juga ketika dalam liburan, kita juga bisa melakukannya pada perjalanan (transportasi).
Jika aviasi mau melakukan perubahan mendasarnya, bagaimana dengan kita sebagai penggunanya? Selain itu kita juga perlu bersiap diri dengan peningkatan harga tiket kelak, karena harga SAF bisa tiga hingga lima kali lebih tinggi dari jet fuel.
Salam aviasi.
Referensi:
- Apes Versus Angels - How Status Determines Sustainability by Solitaire Townsend.
- Can sustainable aviation fuel clean up flying?
- Can flying go green?
- Paris Agreement
- Electrofuels for Aviation
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!