Adakalanya pula dalam satu zona terdapat kombinasi antara  bisnis dan hunian seperti terlihat pada pusat kota (city center) atau juga industri dan hunian yang bisa berlokasi di pinggiran kota (suburb).
Zona zona ini pada sebuah kota yang sangat besar seperti metropolitan akan terbagi menjadi beberapa wilayah pemerintahan/administrasi dimana masing masing juga memiliki prioritas serta rencana dan realisasi pembangunannya.
Dengan semakin pesatnya sebuah kota maka akan semakin padat pula kegiatan penghuni nya, baik kegiatan rutin seperti bekerja dan berbisnis maupun kegiatan non rutin seperti hiburan dan belanja serta sosial.
Kegiatan rutin orang dewasa meliputi kegiatan dari pekerja dan pebisnis dan lainnya yang menjadi commuter, sedangkan kegiatan rutin anak anak adalah melakukan perjalanan rutin dari rumah ke sekolah pulang pergi.
Pada zona tertentu, kombinasi hunian dan bisnis/perdagangan mungkin dapat mendukung kegiatan non rutin para pekerja/pebisnis seperti mall dan tempat hiburan lainnya.
Mereka dapat melakukan kegiatan rutin dan non rutin dalam satu periode waktu (harian), namun bagaimana untuk anak anak yang juga memerlukan ruang untuk melakukan kegiatan non rutin ditengah tengah rutinitas mereka ?
Anak anak juga perlu berada di ruang terbuka (alam), tidak hanya berkutik dengan gadget mereka sepulang sekolah tanpa mengisi waktu mereka dengan kegiatan lainnya serta bersosialisasi dengan teman teman nya.
Taman bermain dapat membuat anak anak bergerak bebas bersama teman temannya dengan supervisi orang dewasa  tentunya, dengan begitu anak anak dapat bermain, belajar dan mengembangkan diri mereka.
Dari semua ini kita bisa simpulkan bahwa untuk untuk membangun kota layak anak dimulai dari kota itu sendiri baik pada masing masing wilayah pemerintahan maupun keseluruhan kota.
Sebuah kota industri dan bisnis mungkin tidak akan dengan mudahnya menjadi lingkungan yang sehat bagi siapapun juga termasuk anak anak, namun kawasan permukiman di pinggiran kota bisa dengan mudah nya menjadi kawasan layak anak.