Untuk mewujudkan kota layak anak dapat dikatakan sebuah tantangan sehingga terkadang tidak semudah pada penyusunan konsepnya karena kota selalu tumbuh dan berkembang.
Kota kecil (town) dapat tumbuh  menjadi kota (city) yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi metropolitan hingga megapolitan dan seterusnya.
Dan semakin berkembangnya sebuah kota semakin tidak mudah mengaturnya, perencanaan jangka panjang terkadang bisa berubah untuk mengikuti perkembangan jaman.
Kota tidak langsung ramai dalam semalam, kota juga tidak selamanya hanya menjadi kota hunian tetapi juga dapat menjadi kota bisnis, perdagangan dan bahkan industri yang pada setiap perubahannya akan membawa dampak pada kota tersebut serta penduduknya.
Kota juga membutuhkan perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang yang mencakup segala aspek mulai tata ruang hingga ruang, fasilitas dan transportasi publik.
Menjadi kota hunian, kota juga perlu memerhatikan kualitas kehidupan penghuni nya, mulai dari lingkungan (environment), lapangan pekerjaan yang akan menyediakan mata pencaharian (livelihood) para penghuni.
Lingkungan dapat memengaruhi tingkat keamanan dan kenyamanan kepada penghuni nya terutama bagi yang memiliki anak.
Sedangkan livelihood dapat memengaruhi kesenjangan yang dapat berujung pada peningkatan kejahatan terutama yang menjadikan anak sebagai target nya bila mata pencarihan penduduk tidak mendukung.
Kota dengan tingkat keamanan dan kenyaman yang baik akan menciptakan ketentraman kepada penduduknya, untuk itu keamanan publik pada segala aspek kehidupan penduduk perlu menjadi perhatian.
Tata ruang kota akan membagi kota pada beberapa zona yang masing masing dapat disesuaikan sesuai dengan pemanfaatannya, misalnya zona bisnis, perdagangan, hunian dan industri.