Bahkan, rakyat miskin yang tak pernah menenggak subsidi BBM–karena tidak punya kendaraan bermotor–juga harus menjadi korban akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.
Jika berkaca pada dampak naiknya BBM subsidi pada periode sebelumnya, angka penduduk miskin Indonesia akan turut meningkat tajam seiring ditetapkannya kebijakan tidak populis itu.
Berdasarkan data dari BPS, pada Maret 2015, jumlah populasi miskin sebanyak 28,59 juta kepala, bertambah 860.000 akibat adanya kenaikan harga Premium sebesar 34% pada November 2014. Jika melihat realitas tersebut, bukan tidak mungkin kenaikan harga BBM subsidi akan mendongkrak jumlah penduduk miskin hingga 1 juta orang.
Apabila menimbang dampak dan opsi penghematan itu, seharusnya naiknya harga BBM subsidi bukanlah "pilihan terakhir" bagi pemerintah. Sayangnya, mereka lebih memilih opsi yang tidak populis yang kini telah menempatkan kesejahteraan rakyatnya dalam posisi yang sangat rentan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H