Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Batik Nusantara Penjalin Solidaritas, dari Difabel untuk Difabel

4 Januari 2022   13:32 Diperbarui: 4 Januari 2022   13:36 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang difabel bernama Asrul, tengah serius mencetak batik. | Dokumentasi Ariyono Setiawan (pendiri Batik Wistara)

Selain sebagai Ketua Yayasan, Bapak Abadi juga menjadi "ayah" bagi 232 santri yang diisi oleh anak-anak penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dari antero negeri. Bahkan, beberapa di antaranya adalah anak berkebutuhan khusus.

Berdiri sejak tahun 2004 silam, Yayasan RN ASA merupakan sekolah inklusif yang memadukan konsep pondok pesantren dangan rumah sosial. Pondok pesantren asuhan Pak Abadi itu kini dihuni santri yang berasal dari seluruh penjuru Tanah Air. Ada yang dari Sorong, Wamena, Makassar, Bengkulu, Batam, hingga sejumlah kota di area Kalimantan Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Menurut penuturan Bapak Abadi ketika saya konfirmasi, Ponpes RN ASA didirikan murni atas inisiatifnya sendiri, dengan dukungan dana yang juga berasal dari kantong pribadi. Ia mengaku, inspirasi pendirian sekolah sekaligus rumah sosial bagi anak-anak tak beruntung itu adalah panggilan jiwa.

Ia tak menarik satu peser pun uang atas upayanya dalam menyelamatkan masa depan para generasi penerus bangsa. "Manusia yang paling baik, adalah manusia yang paling bisa memberikan manfaat bagi orang lain," terang pria berusia 42 tahun itu.

Penulis menyerahkan paket masker ke pegawai JNE di Lamongan pada 31/12/21 dan telah tiba di Ponpes RN ASA Rembang pada 02/01/22. | Dokumentasi pribadi
Penulis menyerahkan paket masker ke pegawai JNE di Lamongan pada 31/12/21 dan telah tiba di Ponpes RN ASA Rembang pada 02/01/22. | Dokumentasi pribadi

Guna sedikit meringankan upaya beliau untuk mengajarkan pentingnya penerapan protokol kesehatan di Ponpes RN ASA, lewat jasa JNE, saya mengirimkan masker batik Wistara pada tanggal 31 Desember 2021.

Tak dinyana, pada tanggal 2 Januari 2022, paket masker saya telah diterima oleh Bapak Abadi. Lebih cepat dari estimasi awal, yakni enam hari. Hal itu cukup mengejutkan, mengingat akhir tahun merupakan momen puncak jumlah pengiriman JNE. Namun, hal itu tak semerta-merta membuat para petugas JNE mengendurkan semangatnya untuk mengantarkan paket sesegera mungkin.

Kecepatan dan keandalan layanan yang konsisten dan bertanggung jawab, membuat kredibilitas JNE semakin tinggi di mata pelanggan serta mitra kerja. Sisi keunggulan itu selaras dengan prinsip "Berbagi, Memberi, dan Menyantuni" yang selama ini diyakini dan dijalankan oleh JNE.

Santri Ponpes RN ASA Rembang sedang memakai masker karya kaum difabel di Rumah Batik Wistara yang saya kirimkan. | Dokumentasi Bapak Abadi
Santri Ponpes RN ASA Rembang sedang memakai masker karya kaum difabel di Rumah Batik Wistara yang saya kirimkan. | Dokumentasi Bapak Abadi

Pada setiap ketidakberuntungan, akan selalu ada ruang untuk saling mengisi dan melengkapi. Ada kewajiban pada setiap hak yang telah kita terima. Mari berbagi, memberi, dan menyantuni sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun