Kendati sempat beberapa kali keluar dari rumah batik tempat ia bekerja sekarang, kerinduannya untuk bertemu sahabatnya tidak bisa dibendung. Teguh memutuskan kembali bekerja di sana usai usaha pribadinya layu akibat hantaman Pandemi Covid-19.
Teguh mengaku lebih nyaman ketika berkumpul bersama temen-teman sesama difabel. Di sana, semua orang sudah seperti keluarganya sendiri. Apalagi, nuansa kekeluargaan itu juga didukung dengan sikap pengurusnya yang selalu mengayomi rekan-rekan penyandang disabilitas.
Akibat keterbatasan fisiknya, ia tak mendapatkan dukungan moral dari keluarganya sendiri. Namun, pria 30 tahun itu tetap menjalani hidupnya dengan begitu tabah. Dari sana kita tahu, nama Teguh memang selaras dengan sikapnya dalam menghadapi kehidupan.
Beruntung, selain memperoleh pekerjaan tetap, ia juga dipertemukan oleh jodohnya. Lusi, 29 tahun, yang juga pegawai senior di rumah batik itu, berhasil ia pinang. Sama seperti Teguh, perempuan asal Sidoarjo itu juga memiliki keterbatasan fisik. Keduanya seolah-olah ditakdirkan untuk saling melengkapi satu sama lain.
Teguh mengaku, hidupnya menjadi lebih bermakna setelah menikahi Lusi. Pernikahan itu memberinya semangat hidup lebih, terutama usai sepeninggal sang ibunda.
Jika bukan karena jasa Ariyono Setiawan, bisa jadi kisah hidup mereka tak akan seberuntung saat ini. Beliau lah tokoh di balik Rumah Batik Wistara yang manjadi gelanggang bagi kaum difabel dalam menantang kerasnya kehidupan.
Di jalan Tambak Medokan Ayu VI C, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, berdiri sebuah bangunan yang menjadi asrama sekaligus tempat bekerja bagi puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK).
Ada 10 ABK yang berhasil dirangkul oleh pria yang akrab dipanggil Aryo itu. Sebelumnya, ada 18 ABK yang sempat bekerja di sana. Akan tetapi, tatkala pagebluk menerjang, beberapa dari mereka harus undur diri dari UMKM dalam bidang batik tersebut.
Berbeda dengan produsen batik lainnya, industri batik rumahan ini memberdayakan para difabel dalam berkarya lebih dari satu dekade lamanya. Rumah Batik Wistara telah didirikan sejak tahun 2010 silam, dengan fokus utama pemberdayaan para penyandang disabilitas.