Layaknya pada film "Ready Player One", pengguna dapat beraktivitas, berteman, berkunjung ke tempat-tempat tertentu, hingga membeli barang dan jasa. Semua kegiatan itu terasa sangat mirip dengan apa yang ada di dalam kehidupan nyata.
Saat ini, orang terhubung satu sama lain secara daring melalui situs web taruhlah media sosial dan via aplikasi perpesanan. Ide dari metaverse adalah bahwa ia akan menciptakan ruang online baru, di mana interaksi orang bisa lebih multi-dimensi. Para penggunanya mampu menceburkan diri dalam konten digital alih-alih hanya melihatnya saja.
Animo yang masif pada Metaverse dapat dilihat sebagai dampak adanya pandemi COVID-19, lantaran makin banyak orang yang bekerja dan pergi ke sekolah secara jarak jauh. Ada peningkatan permintaan akan media guna menciptakan interaksi online menjadi lebih hidup dan nyata.
Konsep Metaverse pertama kali muncul dalam novel fiksi ilmiah berjudul Snow Crash karya Neal Stephenson, rilis pada tahun 1992. Novel bergenre distopia itu berkisah mengenai manusia berbentuk karakter atau avatar yang dapat saling berinteraksi di ruang tiga dimensi (3D).
Hampir tiga dekade silam, terminologi metaverse hanya sebatas konsep belaka. Namun, lewat perkembangan sains dan teknologi yang amat pesat, kini banyak perusahaan teknologi yang telah mulai untuk merancang Metaverse, termasuk Facebook dan Microsoft.
Metaverse sanggup terus berjalan tanpa pernah mengalami reset, jeda, dan tidak akan berakhir. Meski peristiwa di dalam semesta virtual tersebut sudah didesain sebelumnya, partisipan bisa merasakan setiap pengalaman secara real-time.
Jika realitas virtual versi pendahulunya hanya mampu menghadirkan suatu hal secara virtual, Metaverse justru bekerja dengan cara sebaliknya. Teknologi baru tersebut dapat menghubungkan antara dunia virtual dengan dunia nyata lewat digitalisasi. Apa yang dilakukan di sana juga bisa berimbas ke kehidupan nyata.
Kegunaan Metaverse
Metaverse didesain agar melampaui apa yang mungkin dilakukan melalui media sosial dan realitas virtual konvensional. Sama halnya "meta" yang memiliki arti "melampaui" dalam bahasa Yunani.Â
Seorang pakar dalam bidang metaverse, Matthew Ball telah memprediksi bahwa metaverse akan menjadi pintu gerbang yang akan membawa orang merasakan berbagai pengalaman digital, sekaligus menjadi platform yang dapat menyerap tenaga kerja baru.
Ia pun meyakini bahwa metaverse akan menjadi pendorong untuk menciptakan berbagai terobosan generasi baru untuk banyak perusahaan di dunia.
Sejauh ini Facebook telah bereksperimen dengan membuat Metaverse rancangan mereka sendiri khususnya untuk tujuan kerja serta komunikasi. Misalnya, lewat aplikasi ruang kantor yang berbasis VR bernama Horizon Workrooms.