Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kampus Bukan Babu Istana, Jangan Bungkam Suara Mahasiswa!

29 Juni 2021   11:49 Diperbarui: 29 Juni 2021   12:16 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hal ini, mahasiswa juga adalah fragmen dari masyarakat itu sendiri. Menjadi hal yang lumrah jika mereka menagih janji-janji pemimpin negara.

Apresiasi juga patut diberikan kepada pihak rektorat UI seandainya mereka mendukung perjuangan dan semangat kritis anak-anak didiknya. Kalau perlu fasilitasi dan dampingi mereka untuk mengkaji isu yang mereka suarakan secara lebih terperinci dan mendalam.

Saya pikir, ada batas yang teramat jelas jelas antara penghinaan dan kritik. Hanya saja, negara acap kali mengaburkan batas itu. Kritik terhadap presiden, sering kali dinilai sebagai penghinaan pada simbol negara. Persoalan semakin runyam sejak UU ITE disahkan oleh wakil rakyat kita.

Faktanya, presiden bukan simbol negara, kalau hal itu yang dinilai sebagai sebuah pelanggaran. Pasalnya, dalam UUD 1945 serta UU No. 24 Tahun 2009, ditegaskan bahwa simbol negara terdiri dari bendera Merah Putih, bahasa Indonesia, burung Garuda, dan lagu "Indonesia Raya".

Pandangan umum mengatakan bahwa kritik adalah tanda rasa sayang, lantas mengapa pejabat negara marah tatkala disayangi oleh rakyatnya?

Pemerintah juga perlu berterima kasih kepada para mahasiswa, dalam hal ini BEM UI. Sebab, mereka masih memiliki kepedulian serta sikap kritis terhadap perkembangan situasi politik Tanah Air. Mahasiswa sayang dengan presidennya. Mereka tak ingin pemimpin negaranya salah dalam menentujan arah kebijakan.

Hal itu juga menunjukkan bahwa peran mahasiswa sebagai kontrol sosial (social control) serta agen perubahan (agent of change) masih berjalan dengan baik.

Biar bagaimanapun juga, mahasiswa merupakan calon pemimpin. Mereka adalah generasi penerus bangsa, yang cepat atau lambat akan meneruskan tongkat estafet pembangunan negara.

Pembungkaman terhadap sikap kritis mereka adalah sebuah langkah mundur. Sikap itu sama halnya menyumbat keran demokrasi yang sudah berjalan sejak Indonesia merdeka. Kecuali, jika negara memang menginginkan nuansa Orde Baru kembali menghantui masyarakat.

Kontroversi meme belum juga reda, kini muncul kabar terbaru dari personil BEM UI. Beberapa dari mereka mengaku, akun media sosialnya diretas. Apakah aksi itu varian pembungkaman? Mungkin hanya Tuhan yang tahu.

Kali ini saya akan berbaik sangka kepada Presiden Jokowi. Saya yakin beliau akan merasa senang kalau dikritisi, alih-alih membungkam. Sebab, kritik adalah salah satu tanda rasa sayang. Toh, beliau pun pernah bilang: "sangat rindu didemo".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun