Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ironi Instruksi "Tembak" Aparat terhadap Mahasiswa Papua di Malang

11 Maret 2021   22:57 Diperbarui: 12 Maret 2021   01:47 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata. | Suara.com/Bob Bimantara

"Jika kamu masuk batas, halal darahnya, tembak. Halal darahnya, tembak. Kamu masuk pagar ini, kamu halal darahnya," begitu suara yang terdengar dalam video yang viral, Selasa (9/3/21).

Sekjen Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Malang, Fhen Suhuniap, membenarkan adanya video itu. Ia mengatakan bahwa polisi yang mengeluarkan perintah itu diduga ialah Kapolresta Malang Kombes Pol Leonardus Simarmata, seperti yang dilansir CNN Indonesia.

Pada awalnya, sejumlah mahasiswa yang tergabung di Aliansi Gerakan Perempuan Bersama Rakyat (Gempur) berniat ingin menjenguk rekannya yang telah ditahan di Mapolresta Malang setelah aksi Hari Perempuan Sedunia, Senin (8/3) malam.

Sebanyak 61 orang serempak menuntut polisi untuk membebaskan demonstran, termasuk seorang bernama Harry Loho (23), yang ditangkap saat menggelar aksi Hari Perempuan Internasional saat itu.

Lantaran ingin menunjukkan solidaritas, mereka ingin memasuki markas. Namun, baru sampai di gerbang, langkah mereka diadang oleh kapolres serta pasukannya yang bersenjata lengkap.

"Kami itu untuk solidaritas, untuk kawan yang masih ditahan di dalam," ucap Fhen.

Di tengah upaya itulah, Fhen menyebut, sang Kapolresta "diduga" melontarkan instruksi yang diarahkan kepada mereka.

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata. | Suara.com/Bob Bimantara
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata. | Suara.com/Bob Bimantara
Sang Kapolresta tidak mau memberikan respons. Sementara Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan bahwa video tersebut telah dipotong sehingga tidak utuh.

Gatot mengklaim, ada perkataan yang sengaja dipotong oleh si pembuat video itu sehingga konteks pada pernyataan menjadi hilang dan tak utuh (kabur).

"Narasinya sebetulnya tidak begitu, itu sebetulnya hanya penggalan kalimat yang dipotong oleh yang membuat video, sengaja," kata Gatot.

Instruksi itu, menurut Gatot, diucapkan karena para mahasiswa Papua memaksa masuk ke dalam area markas. Kapolres ingin mengingatkan kepada mereka agar upaya tersebut tidak dilakukan.

"Itu mereka (Mahasiswa Papua) mau bikin tenda mau masuk ke polres, memaksa. Dibilang jangan masuk ke polres, ini kan ada aturan hukumnya, mereka masih memaksa," pungkas dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun