Seiring masa, sinetron dipandang telah mengalami degradasi dari segi kualitas. Sementara dari sisi kuantitas, tidak ada satupun yang meragukan. Bahkan, ada salah satu satu sinetron yang disiarkan hingga mencapai 2000 episode lebih.
Bagi kebanyakan kaum muda Indonesia, mungkin sinetron adalah tontonan yang lebay, norak, dan asal-asalan. Pasalnya, sinetron masa kini hanya mementingkan rating semata tanpa diserta kualitas.
Sistem kejar tayang (stripping) dianggap sebagai dalang atas penurunan kualitas sinetron. Alur cerita yang terlalu panjang dan bertele-tele menambah sesak daftar kritik terhadap sinetron. Hal itu semakin diperparah dengan adegan-adegan yang sangat absurd dan tidak masuk akal.
Meski demikian, ada beberapa stasiun TV yang tengah mulai berbenah dan meracik sinetron berkualitas dan layak ditonton. Mungkin, sinetron Ikatan Cinta termasuk salah satu di antaranya.
Selain itu, sinetron juga kerap dinilai tak mendidik. Banyak adegan yang dianggap tak patut dicontoh. Yang lantas menjadi pertanyaan, apakah drakor atau sinema sejenisnya bisa dikatakan mendidik?
Saya sudah amat kenyang kala membaca narasi yang membangga-banggakan dan menyanjung setinggi langit drakor serta film barat. Sayangnya, tidak ada satupun yang memberikan sedikit apresiasi pada sinetron karya anak bangsa.
Membandingkan sinetron dengan drakor seperti halnya membandingkan rujak cingur dan kimci. Keduanya sama-sama lezat dan digemari oleh para pencintanya.
Hanya saja, ada dua poin yang menjadi pembeda keduanya, yakni harga dan di mana makanan itu diracik. Selain itu, yang tak kalah penting bahwa kudapan ialah soal selera. Sama halnya hiburan.
Dari segi kualitas, pembuatan K-Drama dengan dana besar tidak bisa disamakan dengan sinetron yang mempunyai bujet terbatas dan harus disajikan setiap hari. Panjangnya alur cerita sinetron juga erat kaitannya dengan ongkos produksi yang diambil dari iklan. Semakin panjang alur cerita, maka semakin banyak iklan yang diraih untuk menutup ongkos produksi.
Saya bukan penggemar sinetron ataupun drakor. Meski begitu, saya tak membenci keduanya. Artikel ini saya anggit sebagai wujud apresiasi dan dukungan terhadap sinetron, dengan sedikit bumbu kritik.