Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kegilaan Ikatan Cinta Lovers di Tengah Gempuran Haters Sinetron

23 Februari 2021   07:13 Diperbarui: 23 Februari 2021   18:15 2631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster sinetron Ikatan Cinta (RCTI). | Sumber: akun Official Facebook MNCTV

Tidak gampang menjadi fans garis keras sinetron di Negeri Plus Enam Dua. Selain harus piawai meredam amarah tatkala idolanya dijadikan meme di media sosial, mereka pun harus berurusan dengan kritik dan ujaran barbar dari haters sinetron.

Momen perkenalan perdana saya dengan sinema elektronik (sinetron) adalah saat "Tersanjung" menjadi idola masyarakat Tanah Air pada 1998 hingga 2005. Meski tidak mengikuti alurnya secara seksama, saat itu hampir setiap hari saya terpaksa ikutan nimbrung dan nonton.

Bisa dikatakan sinetron menjadi sebuah tayangan yang telah menemani tumbuh kembang para generasi milenial karena minimnya pilihan hiburan pada saat itu.

Saking fenomenalnya, tatkala ada yang menyebut kata "sinetron", pikiran saya akan langsung tertuju ke "Tersanjung". Mungkin, situasi senada juga dirasakan oleh para pembaca Kompasiana.

Tak tanggung-tanggung, sinetron hasil racikan Multivision Plus yang disajikan oleh Indosiar itu pun diproduksi hingga mencapai tujuh jilid dalam kurun waktu tujuh tahun berturut-turut.

Hari ini, demam sinetron yang kurang lebih senada juga dialami oleh sinema yang berjudul Ikatan Cinta. Popularitas tontonan itu tengah tinggi-tingginya, yang juga disertai dengan meroketnya reputasi pemeran utamanya, Amanda Manopo dan Arya Saloka.

Emak-emak rela menutup lapaknya demi tetap bisa menonton Ikatan Cinta. | Twitter @OfficialRCTI
Emak-emak rela menutup lapaknya demi tetap bisa menonton Ikatan Cinta. | Twitter @OfficialRCTI
Sinetron yang tayang perdana pada 19 Oktober 2020 lalu itu sukses menyedot perhatian publik. Bahkan, Ikatan Cinta kerap meraih rangking satu dalam hal rating di antara seluruh program TV di Indonesia.

Puncaknya, mereka sukses menorehkan rekor dengan menembus rating 12 serta pangsa pemirsa (audience share) 45% di semua demografi Desember 2020 lalu.

Tidak heran jika demam sinetron Ikatan Cinta bisa membuat para penggemarnya tersihir, terpesona, jatuh cinta, bertekuk lutut, takluk, dan selalu ketagihan.

Alur cerita yang sangat sulit ditebak dan performa akting yang totalitas dari para pemerannya, disebut-sebut jadi alasan utama atas merebaknya demam sinetron Ikatan Cinta di seluruh penjuru Tanah Air. Bahkan, demam serupa juga menyerang kalangan artis seperti Vanessa Angel dan Inul Daratista.

Ikatan Cinta seolah menjadi antitesis bagi sinetron yang selama ini dikenal dengan image-nya yang buruk. Sinetron tersebut juga menjadi pemuas dahaga untuk para penggemar yang mendambakan sebuah hiburan yang bikin baper, gregetan, dan selalu penasaran.

Nama-nama tokohnya pun sering wara-wiri di kolom trending topic Twitter dan kerap kali menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial lain. Hal itu tidak terlepas dari besarnya antusiasme publik terhadap sinetron milik RCTI tersebut.

Emak-emak rela menutup lapaknya demi tetap bisa menonton Ikatan Cinta. | Twitter @OfficialRCTI
Emak-emak rela menutup lapaknya demi tetap bisa menonton Ikatan Cinta. | Twitter @OfficialRCTI
Saking besarnya antusiasme penggemar garis keras Ikatan Cinta sampai membuat mereka harus menutup lapaknya sejenak agar tak ketinggalan jalan cerita sinema favoritnya. Sungguh luar biasa, ya, Bund.

Tak jarang juga, lantaran terlalu khusuk menonton, mereka terhanyut ke dalam cerita. Mereka seakan dapat merasakan penderitaan yang sedang dirasakan oleh pemerannya. Mereka bisa menangis dan berteriak histeris saat pemeran idolanya terzalimi ataupun tersakiti.

Potret kegilaan para penggemar fanatik Ikatan Cinta sempat viral di media sosial. Aksi sejumlah emak-emak yang tengah berkumpul serta nonton bareng (nobar) sinetron favorit mereka sukses menyita perhatian warganet plus enam dua.

Mereka terlihat bersorak ria saat tengah fokus menonton akting Arya Saloka dan Amanda Manopo dalam memainkan perannya. Uniknya, ada satu emak-emak yang terlihat berbeda. Ia tampak berdiri dan menari yang diiringi sorakan serta tepuk tangan dari rekan-rekan gengnya.

Usut punya usut. Kehebohan emak-emak tersebut lantaran Andin yang diperankan oleh Amanda Manopo mencabut gugatan cerainya pada Aldebaran yang dimainkan oleh Arya Saloka. Wajar saja jika mereka bahagia sebab perceraian dibenci Tuhan.

Acara syukuran oleh para emak-emak fans garis keras Ikatan Cinta di Dusun Seneng, Banyurojo, Magelang, Rabu (17/2). | (Rendika Ferri K) Kompas.com
Acara syukuran oleh para emak-emak fans garis keras Ikatan Cinta di Dusun Seneng, Banyurojo, Magelang, Rabu (17/2). | (Rendika Ferri K) Kompas.com
Potret kegilaan serupa juga ditunjukkan oleh para emak-emak yang tergabung ke dalam komunitas bernama Ikatan Cinta Lovers Kabupaten Magelang, Rabu (17/2). Mereka menggelar acara makan-makan (syukuran) atas batalnya perceraian Mas Al dan Mbak Andin.

Tak hanya sekedar makan, mereka juga tidak lupa untuk memanjatkan doa agar keduanya tetap langgeng dan bisa rujuk kembali. Sebuah militansi yang pantas diacungi jempol. Ternyata sinetron juga mampu menyatukan masyarakat.

Komunitas Ikatan Cinta Lovers memiliki jumlah anggota yang sangat masif yang didominasi oleh tidak lain dan tak bukan kalangan emak-emak. Melalui bantuan Google, komunitas itu dapat dijumpai di beragam media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.

Sinetron ala Indonesia sempat mencapai era emasnya sekitar periode 1980 hingga 1990-an. Ketika itu, layar kaca kita selalu diwarnai dengan berbagai jenis sinetron berkualitas yang menyasar pemirsa dari berbagai level usia dan kalangan.

Seiring masa, sinetron dipandang telah mengalami degradasi dari segi kualitas. Sementara dari sisi kuantitas, tidak ada satupun yang meragukan. Bahkan, ada salah satu satu sinetron yang disiarkan hingga mencapai 2000 episode lebih.

Bagi kebanyakan kaum muda Indonesia, mungkin sinetron adalah tontonan yang lebay, norak, dan asal-asalan. Pasalnya, sinetron masa kini hanya mementingkan rating semata tanpa diserta kualitas.

Sistem kejar tayang (stripping) dianggap sebagai dalang atas penurunan kualitas sinetron. Alur cerita yang terlalu panjang dan bertele-tele menambah sesak daftar kritik terhadap sinetron. Hal itu semakin diperparah dengan adegan-adegan yang sangat absurd dan tidak masuk akal.

Meski demikian, ada beberapa stasiun TV yang tengah mulai berbenah dan meracik sinetron berkualitas dan layak ditonton. Mungkin, sinetron Ikatan Cinta termasuk salah satu di antaranya.

Mohon doanya, ya! | Twitter @coffebit idntimes.com
Mohon doanya, ya! | Twitter @coffebit idntimes.com
Selama ini publik kerap membandingkan sinetron dengan K-drama (drakor) atau tontonan sejenisnya. Atas alasan itu pula mereka beramai-ramai merisak sinetron di media sosial. Banyak meme dan narasi bertebaran di jagat maya yang menyebut betapa sinetron tidak layak dikonsumsi.

Selain itu, sinetron juga kerap dinilai tak mendidik. Banyak adegan yang dianggap tak patut dicontoh. Yang lantas menjadi pertanyaan, apakah drakor atau sinema sejenisnya bisa dikatakan mendidik?

Saya sudah amat kenyang kala membaca narasi yang membangga-banggakan dan menyanjung setinggi langit drakor serta film barat. Sayangnya, tidak ada satupun yang memberikan sedikit apresiasi pada sinetron karya anak bangsa.

Membandingkan sinetron dengan drakor seperti halnya membandingkan rujak cingur dan kimci. Keduanya sama-sama lezat dan digemari oleh para pencintanya.

Hanya saja, ada dua poin yang menjadi pembeda keduanya, yakni harga dan di mana makanan itu diracik. Selain itu, yang tak kalah penting bahwa kudapan ialah soal selera. Sama halnya hiburan.

Dari segi kualitas, pembuatan K-Drama dengan dana besar tidak bisa disamakan dengan sinetron yang mempunyai bujet terbatas dan harus disajikan setiap hari. Panjangnya alur cerita sinetron juga erat kaitannya dengan ongkos produksi yang diambil dari iklan. Semakin panjang alur cerita, maka semakin banyak iklan yang diraih untuk menutup ongkos produksi.

Saya bukan penggemar sinetron ataupun drakor. Meski begitu, saya tak membenci keduanya. Artikel ini saya anggit sebagai wujud apresiasi dan dukungan terhadap sinetron, dengan sedikit bumbu kritik.

Alangkah baiknya kita mulai menerima bahwa semua streotip negatif sinetron sebagai sebuah ciri khas, kearifan lokal, dan keunikan yang patut dibanggakan.

Namun, itu tidak berarti adanya adegan-adegan yang absurd dan tidak mendidik dapat dibenarkan. Masih banyak ruang yang harus diperbaiki dalam penyajian sinetron di Indonesia. Harapan saya ke depannya, dengan berbagai perbaikan, sinetron dapat menyaingi atau bahkan melebihi pesona drakor. Siapa tahu?

Sejelek-jeleknya rumah, akan tetap lebih nyaman kalau milik sendiri. Sama halnya dengan sinetron yang kerap dinilai jelek, ia tetap produk dalam negeri yang patut dihargai meski butuh perbaikan.

Di tengah banyaknya kritik dan ejekan terhadap sinetron dan idolanya, mereka sama sekali tidak terpengaruh. Sinema elektronik hingga kini masih menjadi tontonan yang dicintai penggemarnya.

Antusiasme kalangan emak-emak kala mengkonsumsi sinetron sejatinya turut membantu sajian favorit mereka untuk terus berbenah dan berkembang. Kalau bukan mereka, siapa yang menghargai hasil karya generasi bangsa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun