Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Brutalitas Suporter Marseille dan Alternatif Aksi yang Layak Diadopsi

1 Februari 2021   07:02 Diperbarui: 1 Februari 2021   18:17 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratusan suporter Marseille menyerbu markas latihan klub sembari melemparkan flare dan kembang api, Sabtu (30/1/2021) waktu setempat. | Sumber ilustrasi: (Daniel Cole/AP) Sportsnet.ca

Tak kurang dari 10 ribu suporter The Reds melakukan aksi protes dengan cara yang sangat kreatif dan elegan, yakni dengan meninggalkan stadion (walk out) dalam laga versus Sunderland (6/2/2016).

Mereka hengkang dari tribun pada menit ke-77 sebagai simbol harga baru tiket yang naik menjadi 77 paun ( Rp 1,5 juta).

Aksi brilian mereka meraih pujian dari publik, termasuk dari eks bek The Reds Jamie Carragher yang juga mengikuti langkah walk out serupa.

Tak pelak, aksi itupun akhirnya mampu memaksa manajemen klub yang berada di bawah kendali Fenway Sports Group untuk membatalkan kebijakan tersebut. Mereka tampak khawatir jika nantinya tribun stadion menjadi kosong.

Ritus protes itu patut dipertimbangkan oleh para pendukung Marseille sebagai bentuk perlawanan, alih-alih merusak fasilitas latihan yang justru akan dapat merugikan klub yang mereka cintai.

Dengan melakukan walk out, artinya tim tetap mendapat pemasukan, tetapi juga menggemakan pesan yang sangat kuat: tanpa dukungan dan kehadiran suporter klub sepak bola bukanlah apa-apa.

#2 Upayakan Dialog
Komunikasi menjadi bagian yang sangat penting pada permainan sepak bola. Hal yang sama juga krusial untuk diterapkan oleh suporter.

Marseille adalah tim sepak bola tertua di Prancis yang terlahir berdasarkan spirit komunal kelas pekerja dan rakyat jelata. Semangat itulah yang harus dinyalakan kembali oleh klub dan suporter mereka.

Dalam situasi dialog yang humanis, akan terjalin ikatan kuat di antara manajemen klub dengan suporter. Pada kesempatan itu, keduanya dapat saling bertukar ide demi kemajuan tim yang mereka cintai.

Dengan berdialog, aksi brutal suporter bisa ditekan seminim mungkin. Selain itu, suara suporter juga lebih didengar, ketimbang aksi barbar yang merugikan berbagai pihak.

#3 Aksi Boikot
Apabila kedua aksi tersebut belum cukup mampu mengubah pendirian pengurus klub, maka aksi boikot bisa menjadi jimat yang sangat ampuh untuk dieksekusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun