Tindakan brutal itu membuat Marseille mengalami kerugian ratusan ribu euro. Kemungkinan besar, sanksi yang lebih berat dari induk sepakbola Prancis telah menanti klub berjuluk Les Olympiens.
Ternyata, aksi barbar serupa juga pernah dilakukan suporter garis keras Marseille. Lima orang suporter sempat menyerang sejumlah pemain pada tahun 2015 silam. Mereka akhirnya divonis penjara antara 11 hingga 15 tahun atas perilaku tersebut.
Selain itu, mereka juga pernah dijatuhi sanksi laga tandang tanpa pendukung dan denda 30 ribu euro. Sanksi itu ialah buntut kerusuhan yang dilakukan oleh Ultras Marseille di markas Atletic Bilbao pada ajang Liga Europa pada 2018 lalu.
Ironisnya lagi, brutalitas yang sama juga dilakukan oleh suporter Marseille seperti yang terjadi pada Liga Eropa musim 2017 lalu, saat melawan RB Leipzig, Salzburg, dan laga final versus Atletico Madrid.
Pertama, yang murni mencintai sepak bola. Mereka menikmati sepak bola dan dapat menerima hasil apapun dari tim yang mereka dukung. Suporter tipe ini yang patut dijadikan sebagai teladan.
Kedua, yang mendukung tim, tapi tidak menghendaki kekalahan. Mereka selalu ingin tim favoritnya menang. Lewat cara apapun mereka akan datang ke stadion untuk mendukung klub dalam meneguk kemenangan. Loyalitas serta semangat mereka layak ditiru.
Ketiga, suporter garis keras yang tidak memiliki akhlak. Mereka terlalu mudah terprovokasi oleh pihak yang memiliki kepentingan, termasuk suporter lawan dan rentetan hasil buruk. Sikap mereka patut dihindari oleh suporter manapun.
Meski begitu, mereka harus dirangkul dan diberikan edukasi secara intensif agar tindakan mereka tidak menjelma menjadi bumerang bagi klub.
Tipikal suporter yang ketiga itulah yang bertindak barbar terhadap Marseille. Di luar ancaman pidana, manajemen juga bisa memberikan sanksi larangan untuk menonton pertandingan seumur hidup kepada suporter yang bertindak anarki.
Sebagai suporter, ada tiga opsi alternatif yang patut diadopsi agar aksi protes bisa lebih didengar oleh manajemen klub dan meraih dukungan masyarakat.
#1 Walk Out
Liverpool pernah diprotes keras suporter akibat rencana mereka untuk menaikkan banderol tiket laga sebagai konsekuensi atas penambahan kapasitas Anfield.