Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Apa yang Terjadi Jika Artificial Intelligence Mampu Deteksi Ras Manusia?

19 Desember 2020   16:23 Diperbarui: 21 Desember 2020   17:23 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi facial recognition berbasis AI ala Cina mampu mengidentifikasi wajah manusia meski memakai masker. | Source: Hanvon’s Website via CSIS.org.

Perangkat canggih yang dikenal dengan "Uighur Alert" itu disebut-sebut mampu mengindentifikasi umur, jenis kelamin, dan ras seseorang meski mereka berada dalam sebuah kerumunan besar. Konon, perangkat lunak itu khusus diracik untuk meningkatkan pengawasan otoritas Cina terhadap masyarakat etnis Uighur.

Bahkan, menurut CSIS, teknologi facial recognition terbaru mereka tetap mampu mengindentifikasi wajah manusia meski memakai masker.

Daftar 10 kota paling diawasi (CCTV) di dunia. | CSIS.org
Daftar 10 kota paling diawasi (CCTV) di dunia. | CSIS.org
Masih berdasarkan laporan yang sama, Chongqing menjadi kota paling diawasi di seluruh dunia. Terdapat 168 kamera pengintai berbasis AI untuk setiap seribu populasi warga Negeri Panda. Shenzen menyusul di peringkat kedua dengan 159 buah kamera CCTV.

Praktik tersebut membuat Cina menjadi pelopor di dunia dalam menerapkan AI untuk mengawasi rakyatnya sendiri. Hal itu akan berpotensi melahirkan era baru rasisme yang terstruktur dan masif.

Jika informasi tersebut memang benar adanya, apa dampak dari kelahiran AI yang mampu mendeteksi ras dan etnis manusia terhadap peradaban?

1. Segregasi Merajalela
Sejatinya segregasi rasial tidak sebatas terjadi pada orang kulit hitam oleh orang kulit putih. Sistem pemisahan itu dapat terjadi di mana saja tidak peduli apapun ras, etnis, agama, dan warna kulitnya.

Segregasi rasial adalah sebuah tindakan yang bertujuan guna memisahkan suatu golongan, ras, etnis, atau agama secara paksa termasuk memakai kekerasan.

Pemisahan itu berlaku pada semua jenis aktivitas sosial yang meliputi pekerjaan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan penggunaan fasilitas umum lain.

AI berbasis rasial itu akan memudahkan otoritas (berkepentingan) yang mampu menguasainya dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasikan warga negara menurut golongan masing-masing lalu memisahkannya dari suatu ekosistem.

Citra satelit kamp re-edukasi etnis Uighur di Xinjiang, Cina. | (Planet Labs via Associated Press/AP) whyy.org
Citra satelit kamp re-edukasi etnis Uighur di Xinjiang, Cina. | (Planet Labs via Associated Press/AP) whyy.org
Hal itu sudah terjadi dan dialami oleh kurang lebih satu juta kaum minoritas Cina yang ditempatkan di kamp-kamp "re-edukasi" yang terpisah dari warga sipil lain di Provinsi Xinjiang.

Teknologi tersebut menjadi legitimasi dan dapat memperkuat sudut pandang bahwa suatu kelompok etnis memiliki wilayah (sosial) khusus dan terpisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun