Prosesi sakral tersebut juga dipraktikkan ketika terjadi sebuah bencana dan tragedi kemanusiaan yang tidak terkait dengan sepak bola. Misalnya, untuk para korban serangan teroris London pada Juni 2017 atau serangan teroris di Paris pada 2015.Â
Ritus simbolik tersebut terasa begitu emosional dan mampu menggugah sisi kemanusiaan hingga kita merasa dalam perasaan kehilangan yang sama. Moment of silence menarik diri kita kembali pada realita dan menjaga kodrat kita sebagai seorang manusia.
Aksi-aksi dan gerakan sosial baik berupa penggalangan dana, pendirian yayasan, maupun gerakan filantropis lain menjadi pemandangan lazim di jagat sepak bola.
Selain pernah menjadi duta dari UNICEF, Lionel Messi juga menjadi Messiah ketika mendirikan yayasan kemanusiaan yang bernama Le Messi Foundation. Fokus dari yayasan itu adalah menolong anak-anak berkebutuhan khusus dan tidak mampu.
Senada dengan Messi, Didier Drogba dan Neymar jugu turut mendirikan yayasan bernama Didier Drogba Foundation dan Neymar Instituto di negaranya masing-masing. Tentu masih banyak yang lain.
Semangat kemanusiaan juga diperagakan oleh pemain veteran selevel Juan Roman Riquelme dan Ronaldinho, yang rela tak dibayar kala bermain untuk Chapecoense, saat tim medioker Brazil itu kehilangan mayoritas pemainnya setelah kecelakaan pesawat. Tidak cukup 100 halaman untuk menyebut aksi serupa lainnya.
Saya pikir, keduanya paham betul dengan konsekuensi yang mungkin akan timbul di kemudian hari atas semua dukungan mereka terhadap etnis minoritas Uighur.
Mereka juga rela kehilangan keuntungan finansial, dikucilkan dari skuat, dicaci, dan dibenci oleh sebagian orang. Namun, atas dasar solidaritas kemanusiaan yang sangat tinggi, mereka tetap berpegang teguh dengan apa yang mereka yakini.
Segala bentuk kejahatan terhadap HAM memang sudah sepantasnya dilawan dan yang lebih penting dari sepak bola adalah kemanusiaan tidak peduli apapun agama, ras, warna kulit, dan status sosialnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H