Buntut dari unggahannya pada Desember 2019 silam itu, siaran laga (Liga Inggris) Arsenal versus Manchester City dicekal dari layar televisi Cina. Tak hanya sampai di sana, nama Mesut Ozil juga lenyap dari gim PES 2020 edisi Cina dan profilnya di Weibo pun bernasib serupa. Tantangan Ozil semakin berat karena ia juga menjadi "common enemy" otoritas Tiongkok dan rakyatnya.
Ozil melihat penindasan terhadap kaum Muslim sama krusialnya dengan "Black Lives Matter" yang beberapa tahun ini mengemuka. Oleh karena itu, menjadi penting baginya untuk mempromosikan “Muslim Lives Matter” di seluruh dunia.
Alih-alih memberikan dukungan kepada Ozil atau mengecam persekusi terhadap muslim Uighur, Arsenal justru bersikap apolitis. Bahkan pengusiran dirinya dari skuat asuhan Mikel Arteta dinilai terkait dukungan Ozil terhadap mereka.
Akankah Grizzy bernasib seperti Ozil?
Aksi solidaritas mereka agaknya sangat beralasan jika menilik laporan dari PBB yang memperkirakan lebih dari satu juta populasi Uighur dan juga sebagian besar warga keturunan Turki di Xinjiang telah ditahan dalam kamp-kamp penahanan beberapa tahun terakhir.
Sementara para aktivis mengungkapkan kejahatan kemanusiaan dan genosida tengah terjadi di sana. Laporan-laporan tersebut tampaknya bukan hanya isapan jempol belaka. Hal itu diketahui dari para penyintas kamp-kamp penahanan yang mengaku pernah disiksa membabi-buta, dilecehkan secara seksual, dirudapaksa, disterilkan, dan dicuci otak seolah-olah mereka teroris.
Berdasarkan investigasi The Associated Press belum lama ini, sterilisasi adalah sebuah praktik biadab yang dilakukan oleh pemerintah Cina untuk membatasi populasi muslim Uighur.
Seperti sudah bisa ditebak, Beijing secara konsisten membantah telah melakukan persekusi dan mengklaim kamp-kamp tersebut dirancang untuk memberantas terorisme dan ekstrimisme yang berlatar agama, serta peningkatan peluang kerja. Benarkah?
Kemanusiaan dalam Sepak Bola
Salah satu hal yang membuat saya jatuh cinta pada sepak bola adalah kemesraan dirinya yang begitu intim dengan unsur-unsur kemanusiaan.
Walaupun ruang gerak utamanya tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas kemanusiaan, sepak bola kerap memosisikan hal fundamental tersebut sebagai sesuatu yang teramat krusial, bahkan melebihi permainan itu sendiri.
Solidaritas kemanusiaan di atas lapangan hijau acapkali kita saksikan dalam ritus moment of silence ketika ada pemain atau mantan pemain yang meninggal.