Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengurai Mitologi "Sandekala", Larangan Anak Keluar Rumah Jelang Magrib

9 November 2020   23:28 Diperbarui: 29 April 2021   21:18 7196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sendakala. | unsplash.com/@xaviercoiffic

Sandekala bukan isapan jempol belaka, fenomena itu bisa dibuktikan baik lewat kaca mata antropologi, agama, maupun sains. Ketiganya saling berkaitan satu sama lain. Pun saling mendukung.

Dalam tatanan masyarakat primordial, cara itu dipakai untuk mengantisipasi kebiasaan buruk pada anak-anak yang berpotensi melanggar aturan. Misalnya, anak-anak yang seharusnya belajar, beribadah, atau berkumpul bersama keluarga, tetapi malah bermain di luar rumah tanpa pengawasan orang tua.

Terlepas dari ada atau tidaknya sosok Wewe Gombel yang gemar keluar saat sendakala, kearifan lokal sangat penting kita gali, bagaimana orang-orang tua jaman dulu memakai pendekatan narasi hantu agar anak-anak mau mendengar nasehat dan tidak lupa waktu.

Apa kalian menyadari, "sore" yang kerap dipuitisasikan oleh para pujangga sebagai "senja" ternyata tak seindah itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun