"Yakin Mas, tentu saja dengan ijin dan ridhoNya."
"Kalau nanti disana ada apa-apa gimana?"
"Selama Allah mengijinkan, aku pasti dilindungi dimana pun aku berada. Yang penting Mas juga bantu doa."
"Terus apa kata orang-orang nanti?"
"Mas, siapapun mengatakan apapun nggak akan mempengaruhi langkah dan hatiku. Yang aku butuhkan hanya ijinmu. Selama Mas ikhlas aku akan tenang dimanapun aku berada. Lagipula, aku kan belum berangkat. Visanya aja belum disetujui. Nggak usahlah terlalu dibahas dulu."
"Kamu nggak malu?"
"Kenapa harus malu?"
"Kamu kan sarjana, dari keluarga terhormat."
"Mas, kehormatan yang perlu kita pertahankan adalah kehormatan dimata Allah. Lebih baik aku berjuang walau harus mengucurkan darah dan menyeberangi lautan, daripada menyita rumah atau berseteru."
"Harusnya aku yang berangkat."
"Rumah ini harus ada imannya Mas. Kita berbagi tugas. Mas berjuang mempertahankan usaha yang ada, aku yang memetik buah plum. Agar permasalahan cepat selesai. Ok?"