Mohon tunggu...
Kingkin BPrasetijo
Kingkin BPrasetijo Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka menulis

Suka ngebolang atau bersepeda menikmati keindahan alam karya ciptaan Tuhan. Pencinta semburat jingga di langit pagi dan senja hari. Suka nonton film dan membaca dalam rangka menikmati kesendirian.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Biar Hati Bicara (Part 8)

8 November 2024   17:57 Diperbarui: 8 November 2024   20:12 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

      "Kalau begitu kita pulang, tapi mampir makan dulu, Bli lapar." Ajak Devandra sambil mengelus perutnya. Ajakan Devandra menyadarkan Andara. Gadis itu menoleh, mencari seseorang yang seharusnya bersama dengannya. Matanya menangkap dua cowok di atas sepeda motornya masing-masing, menunggunya tidak jauh dari situ.

       "Bli, kenalkan, ini Sena dan Abimanyu." Andara menarik tangan laki-laki berkemeja kotak-kotak berwarna biru, ke arah dua cowok yang menunggunya dengan setia. Devandra sedikit kaget, lalu tersenyum. Matanya mengerling jenaka, Andara mencebik dengan muka merona. Devandra mengulurkan tangannya, menyapa kedua pemuda itu ramah. "Hai, saya Devandra. Senang bisa mengenal kalian, Sena dan ..."

      "Abimanyu," jawab Abimanyu kaku. Mendengar nama laki-laki itu, Abimanyu bernapas lega. Laki-laki Bali itu bukan saingannya. Dia mendengar sendiri pengakuan Andara kepada Mega dan Danasti, bahwa Devandra hanya kakak baginya. Sejujurnya, malah reaksi Sena yang mengganggunya. Akankah mereka bersaing mendapatkan hati Andara? Kalau harus, Abimanyu yakin dia akan kalah.

      "Oya Abimanyu, maaf!" katanya meminta maaf.

      "Tidak apa-apa." Lagi-lagi Abimanyu menjawab kaku. Devandra masih tersenyum ramah.

      "Siapa mereka, Gek?" bisik Devandra dengan nada menggoda.

      "Kok siapa, bukannya tadi sudah kenalan?" sahutnya pura-pura cuek. Mata Abimanyu menangkap pipi gadis tomboi itu merona. Diam-diam Abimanyu tertawa dalam hati, meski yakin bukan dia yang membuat Andara tersipu malu.

       Devandra tergelak, tanpa malu tangan kiri laki-laki itu merangkul pundak Andara, sementara tangan kanannya mengacak rambutnya. Andara berteriak histeris, tangannya sibuk menghalau tangan Devandra yang membuat rambutnya berantakan. Abimanyu menangkap fakta lain, gadis itu tidak marah, malah sebaliknya. Dia terlalu bahagia, Sena yang terlihat tidak suka. Matanya yang tajam tidak lepas dari Devandra, yang terus menggoda Andara. Ekspresi yang belum pernah dilihat Abimanyu selama mengenal cowok kalem itu.

      "Sudah ah, capek! Bli mau makan apa?" Andara mengingatkan niat Devandra sebelumnya.  

      "Oya lupa. Sebentar buka contekan dulu!" Devandra mengambil gawai dari kantong celananya, lalu mencari sesuatu dari alat komunikasi cerdas itu.

      "Ini!" Benda pipih berwarna putih disodorkan dengan wajah bersemangat. Kening Andara berkerut, seperti tidak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun