"Non, boleh enggak kami tahu Andara itu seperti apa?" Abimanyu mendelik, tidak percaya dengan pertanyaan Boim yang terdengar aneh. Dahi Danasti mengerut, sama bingungnya dengan Abimanyu.
   "Maksudnya apa, sih? Yang pingin kenal Andara siapa? Kok yang tanya Boim!" Abimanyu terdiam. Apa yang dikatakan Danasti, kenapa jadi Boim dan Petra yang turun tangan mengurusi percintaannya. Abimanyu merasa tidak berkompeten, pantas saja ditolak. Melihat Abimanyu diam, Danasti tidak enak hati. Gadis itu memutuskan membuka jalan agar pembicaraan lebih enak.
   "Baiklah, semoga gosip yang aku dengar tidak salah. Abimanyu yang suka sama Andara dan ditolak, benar?" Abimanyu mengangguk, Danasti tersenyum simpul.
   "Dan kamu menyerah?" kejar Danasti tenang.
   "Apa aku terlihat seperti orang yang menyerah?" Abimanyu balik bertanya.
   "Menurutku iya. Pantas saja, Andara tidak mau," jawab Danasti tanpa ekspresi.
   "Noni!" Petra menyenggol lengan sepupunya.
   "Enggak apa-apa Pet, Noni benar. Andara pantas menolak kalau aku cowok seperti itu, tetapi aku tidak begitu. Aku tidak mudah menyerah!" sahut Abimanyu tegas. Danasti tersenyum puas, mendengar jawaban itu. Dia juga tidak akan rela sahabatnya dekat dengan cowok yang tidak berkarakter, sekeren apa pun dia. Setidaknya, jawaban yang diberikan Abimanyu menggambarkan hal yang berbeda. Danasti masih ingin tahu, sejauh mana cowok tampan itu sudah berjuang.
   "Apa yang kamu tahu tentang Andara? Kenapa suka dengan dia?" tanyanya meyakinkan rasa ingin tahunya. Abimanyu diam sebentar, sebelum menjaawab semua hal yang dia tahu tentang Andara. Gadis paling logis yang pernah dia kenal, penggila buku sastra, pengetahuannya cukup luas, terbukti dengan kemampuannya berargumentasi yang sangat masuk akal pada saat lomba berdebat beberapa waktu lalu. Pembawaannya tenang, dan dewasa.
   "Itu yang terlihat di sekolah, dan itu belum seberapa. Baru yang terlihat saja. Bagaimana dengan di rumah, tahu apa kamu tentang Andara?"
   "Aku tahu rumahnya, siapa orang tuanya. Aku tahu hobinya mengisi waktu luang, aku..."