"Diam, jangan mendekat!" teriak Andara marah. Napasnya memburu, mata sipitnya melotot tajam. Merasa dipermainkan, emosinya langsung naik. Andara merasa terhina, dia tidak suka dilecehkan. Pernyataan cinta Abimanyu dianggapnya sebuah penghinaan besar. Abimanyu tidak mempunyai satu alasan pun untuk jatuh cita kepadanya, apalagi menjadikannya pacar. Nonsens, semua ini bohong. Kalau pun ada, alasan yang sempat terlintas hanya permainan konyol cowok tampan itu dengan teman-temannya. Pasti, hanya itu yang mungkin terjadi. Mengingat hal itu, membuat hati gadis tomboi itu terluka.
   "Aku tahu kamu tampan, cerdas, hebat, keren. Nggak salah banyak cewek naksir kamu, tapi bukan aku!" jelasnya percaya diri. Bukannya marah, Abimanyu malah tersenyum.
   "Nggak usah senyum-senyum! Dengar baik-baik, mas Abimanyu yang baik hati dan tidak sombong. Dengan sepenuh hati, Aku menolak menjadi pacarmu!" tolak Andara tegas, lalu berbalik meninggalkan Abimanyu yang terpana tidak percaya. (Bersambung)
           ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H