Media sosial memainkan peran signifikan dalam memperkuat stereotip dan bias kognitif. Algoritma media sosial memprioritaskan konten yang memicu keterlibatan emosional tinggi, seperti berita negatif dan sensasional. Reaksi dan komentar publik yang viral dapat memperkuat persepsi negatif terhadap Ira Nandha, menciptakan lingkaran umpan balik yang sulit dihentikan.
Kesimpulan
Analisis teori stereotip kognisi dan bias kognitif menunjukkan bahwa persepsi publik terhadap kasus perselingkuhan Ira Nandha tidak sepenuhnya objektif. Stereotip gender, bias konfirmasi, bias kesalahan atribusi, dan bias negativitas semuanya memainkan peran penting dalam membentuk opini publik. Memahami dinamika ini penting untuk mencapai penilaian yang lebih adil dan seimbang terhadap kasus-kasus serupa di masa depan.
Sc.
Decety, J., & Jackson, P. L. (2004). The functional architecture of human empathy. Behavioral and Cognitive Neuroscience Reviews, 3(2), 71-100.
Kelley, H. H., & Michela, J. L. (1980). Attribution theory and research. Annual Review of Psychology, 31(1), 457-501.
Rusbult, C. E. (1980). Commitment and satisfaction in romantic associations: A test of the investment model. Journal of Experimental Social Psychology, 16(2), 172-186.
Kruglanski, A. W., & Webster, D. M. (1996). Motivated closing of the mind: "Seizing" and "freezing." Psychological Review, 103(2), 263-283.
Sunstein, C. R. (2001). Republic.com 2.0. Princeton University Press.
Angelina, P., Christanti, F. D., & Mulya, H. C. (2021). Gambaran Self esteem Remaja Perempuan Yang Merasa imperfect akibat body shaming. Experientia: Jurnal Psikologi Indonesia, 9(2), 94–103.
https://doi.org/10.33508/exp.v9i2.2889