Namun, di saat ia menghabiskan cendolnya, suara ibunya terngiang di kepalanya: "Kalau tidak ada, kita tak bisa masak hari ini."
 lantas, ia bangkit dan berjalan tergesa-gesa .
Ketika akhirnya ia tiba di warung Pak Totok, ia menemukan warung itu tutup. Sebuah papan kecil tergantung di pintu, bertuliskan: "Pergi ke pasar. Kembali jam dua siang."
Ilham putus asa menatap papan itu. Ia memutar langkah, kembali ke rumah dengan tangan kosong.
Di perjalanan pulang, ia bertemu kembali dengan Kakek Wiryo, yang masih menyapu halaman.
"Bagaimana, Ham? Sudah sampai warung?" tanya kakek itu . Senyumannya terselip suatu makna.
"Tutup, Kek," jawab. Nadanya terdengar lesu.
"Hmm, makanya. Jalan ke warung itu penuh rintangan, bukan?" Kakek Wiryo berkomentar sambil terkekeh.
Ilham tidak menjawab. Ia tahu, rintangan yang dimaksud bukan jalan itu sendiri, melainkan semua godaan yang ia temui di sepanjang perjalanan.
--
Ketika Ilham tiba di rumah, ibunya sudah menunggu di dapur.