Sisi Negatif Nikah di KUA :
1. Pertama, sulit untuk meyakinkan orang tua
Mengapa sulit untuk meyakinkan orang tua? Karena sebagian besar orang tua itu ingin pernikahan anaknya jadi momen yang istimewa, salah satunya dengan merayakannya dengan resepsi yang besar nan mewah serta mengundang keluarga dan lain sebagainya.
Selain itu ya, tidak sedikit juga orang tua yang menginginkan anaknya itu melaksanakan resepsi pernikahannya sesuai dengan upacara adatnya masing-masing. Sebab alasannya adalah sejumlah kebudayaan Indonesia mengharuskan pernikahan dirayakan secara besar.
Kalau dilihat dari kondisi dan adat istiadatnya tersebut, maka besar kemungkinan akan sulit untuk meyakinkan masing-masing orang tua agar pernikahannya hanya dilangsungkan di KUA. Terlebih, banyak orang tua yang menganggap bahwa pernikahan adalah hal sakral yang diharapkan terjadi sekali seumur hidup sehingga harus dirayakan secara meriah.
2. Kedua, akan menjadi gosip di lingkungan sekitar
Sebagian besar masyarakat Indonesia itu menganggap bahwa pernikahan itu seharusnya dirayakan secara meriah atau paling tidak dilaksanakan secara sederhana dengan mengundang relasi seperti kerabat, teman dekat hingga tetangga. Sebab, acara tersebut dinilai sebagai ajang atau sarana silaturahmi dan berbagi ke sesama.
Oleh karena itu, banyak anak muda yang mengaku dan mengurungkan niatnya nikah di KUA karena takut akan menjadi bahan 'Julidan' tetangga. Terlebih, sempat viral cerita dari salah satu netizen di TIKTOK yang mengatakan dirinya menjadi gosipan tetangga karena menggelar pesta pernikahan di rumah.
3. Ketiga adalah minim momen istimewa bersama teman dan keluarga
Salah satu sisi negatif menikah di KUA lainnya adalah pernikahan tidak dapat dihadiri oleh banyak orang dalam satu tempat sekaligus. Sebagian besar orang menilai, pernikahan perlu dirayakan dengan kerabat dekat karena hal itu merupakan momen yang sangat istimewa. Bila dihadiri banyak orang, banyak yang menilai kebahagiaan di hari istimewanya akan lebih lengkap.
***