Pizza milik Udin hancur.
***
Jaka diantar pulang oleh polisi. Luka di keningnya sudah diobati di pos polisi setelah dimintai keterangan atas peristiwa tawuran tadi.
Tentu saja Udin dan Rumi histeris melihat keadaan Jaka, apalagi ia diantar oleh aparat.
"Bapak kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Rumi khawatir.
"Tadi Pak Jaka mengalami kecelakaan. Ada geng motor yang sedang tawuran. Pak Jaka terkena lemparan batu nyasar. Tapi sekarang sudah baikan kok, Bu." ujar salah satu polisi pada Rumi. Lalu mereka meminta ijin kembali ke kantor untuk bertugas.
"Bapak beneran nggak kenapa-kenapa, kan?" tanya Rumi sambil meraba perban di kepala Jaka dan dijawab dengan anggukan oleh pria berbadan kurus itu.
Jaka segera menghampiri Udin yang mematung di samping kursi. Udin terlalu syok. Ia terkejut melihat Jaka datang bersama polisi. Dipikirnya Jaka ditangkap dan akan dimasukkan dalam penjara.
"Din ....", ucap Jaka lirih. Direngkuhnya kedua pundak Udin dengan kuat. "Bapak minta maaf."
Suara Jaka tercekat di kerongkongan.
"Bapak nggak bisa tepati janji untuk belikan Udin pizza. Pizzanya nggak ada, Din. Bapak minta maaf."