Mohon tunggu...
Kiki Natalia
Kiki Natalia Mohon Tunggu... Guru - Refleksi Teori Belajar | Teknologi Pendidikan | Magister Pendidikan

Education is not preparation for life; education is life itself. – John Dewey

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Teori Belajar: Bruner's Spiral Curriculum

13 November 2021   12:26 Diperbarui: 13 November 2021   12:29 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan Bahasa

Kami mendidik dalam kerangka yang sangat jelas dalam pendidikan bahasa: A1, A2 (awal), B1, B2 (menengah), dan C1, C2 (lanjutan) (lanjutan). Seorang siswa tidak bisa hanya mulai di B1 karena guru akan kembali ke tema tata bahasa dan kosa kata yang dibahas di kelas A2, dengan asumsi bahwa siswa sudah familiar dengan mereka.

Pelajar mungkin sering bergumul untuk waktu yang singkat dengan pengetahuan yang diperkenalkan kembali, tetapi diharapkan untuk mengambilnya dengan cepat karena telah diajarkan sebelumnya. Ini menekankan pentingnya merevisi pelajaran sebelum memulai topik 'tingkat yang lebih tinggi'.

Kelebihan Kurikulum Spiral Bruner

Pembelajaran yang Sesuai dengan Perkembangan: Kami akan sering mendorong pembelajar hingga batas kemampuan mereka yang ada. Kita mungkin harus menunggu beberapa bulan atau mungkin setahun setelah kita melangkah sejauh yang kita bisa sampai kecerdasan mereka berkembang lebih jauh dan mereka lebih mampu bergulat dengan masalah ini. Ketika Anda kembali ke masalah, pelajar mungkin berada pada tahap perkembangan di mana dia dapat memahaminya dengan lebih baik. Keuntungan ini didasarkan pada konsep konstruktivis kognitif bahwa otak kita berevolusi sepanjang waktu, biasanya secara bertahap (berlawanan dengan teori tahap Piaget).

Pengetahuan Sebelumnya Sangat Penting untuk Pembelajaran: Metode ini membutuhkan penggunaan konsep 'pengetahuan sebelumnya'. Pendekatan ini mengakui bahwa siswa datang ke kelas memiliki latar belakang pembelajaran dan informasi yang dapat diterapkan di kelas. Kita dapat maju ke arah pendekatan pengajaran yang berpusat pada siswa dengan menganalisis pengetahuan masa lalu dan menerapkannya di kelas.

Terjadi pengulangan spasi: Sebuah gagasan dari teori belajar behavioris adalah pengulangan spasi. Ini menggambarkan bagaimana mengurangi latihan tugas dari waktu ke waktu membantu Anda memasukkan pengetahuan ke memori. Anda harus mengingat topik dari ingatan setiap kali Anda terlibat kembali dengannya. Semakin banyak Anda menggunakan paket memori kecil itu, seperti otot, semakin kuat jadinya dan semakin kecil kemungkinan Anda untuk melupakannya.

Guru berkonsentrasi pada pengorganisasian pekerjaan dengan cara yang logis. Saat menyusun bentuk kurikulum ini, pendidik dan perancang kurikulum harus berhenti sejenak dan mempertimbangkan "pengetahuan sebelumnya" apa yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu. Refleksi eksplisit tentang perkembangan pemahaman ini menempatkan pembelajaran berkelanjutan di jantung pengalaman belajar siswa.
Integrasi dan Kolaborasi: Pendidik bekerja sama untuk menciptakan urutan pembelajaran yang komprehensif dan konsisten sepanjang waktu.

Kesan Akhir

Metode kurikulum spiral Jerome Bruner menekankan perlunya melibatkan kembali konsep-konsep sepanjang waktu agar tetap segar di otak kita dan membangunnya terus menerus. Ini didasarkan pada tiga prinsip: (1) pembelajaran siklis, (2) peningkatan kedalaman dengan setiap iterasi, dan (3) pembelajaran dengan memperluas informasi yang ada. 

Metode ini juga menekankan pada karakter pembelajaran yang terbuka. Dengan kata lain, ini menunjukkan bagaimana belajar adalah proses seumur hidup. Meskipun diterima secara luas sebagai pendekatan yang tepat untuk desain kurikulum sekolah jangka panjang, kelemahannya termasuk risiko kurikulum menjadi terlalu kaku dan padat, serta kebutuhan pendidik untuk fokus pada pengajaran ulang konten yang tidak diajarkan dengan baik. cukup (atau lupa) terakhir kali topik itu diajarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun