Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Informasi Diametral di Balik Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat

31 Januari 2022   12:06 Diperbarui: 31 Januari 2022   15:56 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begini penampakan kerangkeng di belakang rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin.(KOMPAS.com/DEWANTORO)

Nama Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin tengah menjadi perbincangan karena sederet kasus yang menimpanya, salah satunya penemuan kerangkeng manusia di rumahnya. Ia telah dituduh mengurung puluhan orang di rumahnya di Sumatera Utara dan memaksa mereka untuk bekerja di perkebunan kelapa sawitnya. Kasus itu mencuat ketika dia ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan ditetapkan sebagai tersangka. 

Bupati Langkat ditangkap bersama empat orang lainnya. Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, mereka ditahan selama 20 hari ke depan mulai 19 Januari 2022 terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa tahun 2020-2022 di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. 

Soal penemuan kerangkeng manusia di rumah pribadi Bupati Langkat. Bagaimana kasus ini sebenarnya?

Sejauh ini ada dua informasi diametral alias saling berseberangan yang berkembang. Pertama dugaan yang disampaikan oleh aktivis buruh Migrant Care, Anis Hidayah. Ia menjelaskan, kerangkeng tersebut berada di belakang rumah dan berjumlah 2 sel. 

"Ada dua sel di dalam rumah Bupati yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja setelah mereka bekerja," kata Anis. 

Setidaknya lebih dari 40 orang pernah ditahan di penjara milik Terbit Rencana Perangin Angin tersebut. Mereka merupakan pekerja di lahan sawit milik Terbit Rencana. Setiap harinya, mereka akan bekerja selama 10 jam, mulai pukul 08.00 hingga 18.00. Usai bekerja mereka kembali ke sel masing-masing.

Penangkapan TRP seakan membuka kotak pandora. Berdasarkan laporan masyarakat, Migrant Care hari Senin melaporkan dugaan praktik perbudakan modern terhadap puluhan pekerja sawit yang ditahan di dalam kerangkeng, di belakang rumah sang Bupati, kepada Komnas HAM.

Ditambahkan, "Para pekerja yang dipekerjakan di kebun kelapa sawit sering menerima penyiksaan, dipukuli sampai lebam-lebam dan sebagian mengalami luka-luka."

Migrant Care mengatakan situasi yang dihadapi para pekerja itu jelas bertentangan dengan hak asasi manusia, prinsip-prinsip pekerjaan layak yang berbasis HAM dan prinsip anti penyiksaan yang terdapat dalam Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia -- dan sudah diratifikasi Indonesia menjadi UU No.5/1998 pada 28 September 1998.

"Kuat dugaan telah terjadi praktik perbudakan modern dan perdagangan manusia," tegas Migrant Care.

Versi kedua, dalam YouTube Info Langkat, Terbit Rencana Perangin-Angin jika kerangkeng manusia itu untuk menyembuhkan pecandu narkoba. Terbit katakan, kalau 'pembinaan' kepada penyalahguna narkoba ini sudah sejak 10 tahun lalu. Video wawancara dalam kanal resmi milik Pemkab Langkat itu diunggah pada 27 Maret 2021, jauh sebelum Terbit Perangin-Angin terseret kasus transaksi uang suap dari pihak kontraktor yang dijanjikan memenangkan tender proyek Pemkab Langkat.

Di video tersebut, Terbit bahkan menunjukkan sel kerangkeng yang dimaksud. "Saya ada menyediakan tempat rehabilitasi narkoba. Itu bukan rehabilitasi, tapi tempat pembinaan yang saya buat selama ini untuk membina bagi masyarakat yang penyalahgunaan narkoba. Tempat pembinaan," ujar Terbit Perangin-Angin.


Pada video itu, tampak kerangkeng tergembok dari luar. Kondisi sel kerangkeng sedang diisi oleh sejumlah pria, sebagian tampak plontos. Bupati nonaktif Langkat itu menyebut kegiatan pembinaan kepada penyalah guna narkoba dia lakukan sudah sejak 10 tahun lalu. Terbit Perangin-Angin menyatakan sudah membantu ribuan orang lewat aktivitasnya itu. 

"Kalau sudah lebih dari 10 tahun itu, kurang lebih pasien yang sudah kami bina itu 2.000-3.000 orang yang sudah keluar dari sini," tuturnya. 

Terbit Perangin-Angin menyatakan, perawatan kepada masyarakat yang ada di sel kerangkeng dilakukan tanpa dipungut biaya alias gratis. Mereka diklaim diberi makan dan fasilitas kesehatan. Tidak disebutkan secara resmi bagaimana bentuk perawatan kepada para pencandu narkoba. Hanya saja, Terbit bersama tim disebut memberikan pembinaan agama. 

"Ini kan bukan rehab, tapi pembinaan. Pembinaan itu kita buat jalinan silaturahmi, kita berikan pencerahan kepada mereka," terang pria yang kini menjadi tersangkut operasi tangkap tangan KPK pada Selasa (18/1/2022).

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, membenarkan adanya kerangkeng khusus di rumah pribadi Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin. Lokasinya berada di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat. 

"Ya benar ada ditemukan kerangkeng khusus di dalam kediaman Bupati Langkat. Saya mengetahui itu sebelum yang bersangkutan terjaring operasi tangkap tangan," katanya. 

Menurut Kapolda Sumut, kerangkeng itu dipakai untuk rehabilitasi pecandu penyalahgunaan narkotika. Namun di sisi lain, polisi juga menemukan beberapa orang dalam kondisi babak belur saat berada di kerangkeng. "Dari hasil pendalaman, kerangkeng itu sudah berdiri selama 10 tahun," ungkapnya.

Namun, Kepala Biro Humas dan Protokol BNN Brigjen (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono menyatakan, banyak persyaratan yang harus dipenuhi sebelum sebuah tempat rehabilitasi dapat terbentuk. Ia mengatakan, persyaratan itu tidak sedikit. Misalnya persyaratan dalam aspek perizinan, lokasi, pemilik, serta pengelola tempat rehabilitasi itu. Kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat tidak memenuhi kriteria-kriteria tersebut. "BNN menyatakan bahwa tempat tersebut itu bukan tempat rehab," tegas Sulistyo, Selasa (25/1/2022).

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel angkat bicara menanggapi keberadaan kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin Angin.

"Pidana total. Itulah arah pernyataan Migrant Care dalam merespon berita tentang kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat," ucap Reza, Rabu (26/1). 

Namun, Reza berpendapat ada narasi lain yang perlu juga diuji, bahwa itu merupakan inisiatif masyarakat dalam memberikan layanan pengobatan alternatif bagi warga lainnya yang mencandu narkoba dan melakukan kenakalan remaja. "Toh, sulit disangkal, kedua masalah itu kian menggunung dan pemerintah punya keterbatasan stamina untuk menanganinya," ucap pria yang pernah mengajar di PTIK itu. 

Reza mengatakan jika situasinya sesuai dengan narasi Migrant Care, maka langkah represif dilakukan Polda Sumut dengan target memidanakan pelaku serta rehabilitasi dan restitusi bagi korban. 

"Namun, andaikan situasi di rumah Bupati Langkat terjelaskan oleh narasi kedua, maka hukum harus kembali ke posisi awalnya berupa ultimum remedium," kata penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia, itu.

Sebagai inisiatif warga, katanya, banyak hal di rumah Bupati Langkat yang tidak sesuai dengan parameter rehabilitasi profesional.

Walakin, terhadap sarana prasarana yang jauh dari memadai dan terhadap perlakuan yang kurang tepat, dinas-dinas terkait justru perlu melakukan standarisasi layanan serta penguatan kompetensi para personel yang berasal dari masyarakat awam. Dinas kesehatan, dinas sosial, dinas ketenagakerjaan, dan dinas kepemudaan dianggap sebagai institusi yang perlu turun tangan guna mengatasi masalah tersebut. 

"Situasi serupa (praktik pengobatan alternatif) sesungguhnya berlangsung di banyak tempat. terkait, kelemahan justru bisa diubah menjadi kekuatan," ujar Reza Indragiri.

Bagaimana berita dan opini tumbuh terpisah?

Jauh sebelum surat kabar menjadi institusi untuk mengumpulkan dan mendistribusikan berita, mereka adalah instrumen untuk ekspresi pribadi individu -- pemiliknya. Ada sedikit pemikiran yang diberikan tentang apakah opini dan fakta bercampur atau tidak.

Pada awal abad ke-19, surat kabar sering kali secara terang-terangan menjadi partisan, karena banyak di antaranya didanai oleh partai politik .

Namun, selama abad ke-19, surat kabar mulai mencari audiens yang populer. Ketika mereka tumbuh dalam sirkulasi, beberapa mulai menekankan kemandirian mereka dari faksi.

Ditambah dengan munculnya sekolah jurnalisme dan organisasi pers, kemerdekaan ini mengabadikan "fakta" dan "kebenaran" sebagai apa yang oleh Barbie Zelizer disebut "istilah tuhan" jurnalisme pada awal abad ke-20.

Sepanjang perjalanan abad ke-20, sebagian besar surat kabar meyakinkan pembaca dan reporter mereka bahwa ada "dinding" antara sisi berita dan opini. Penerbit mengandalkan gagasan pemisahan ini untuk menegaskan bahwa pelaporan berita mereka adil dan independen, dan mereka percaya bahwa pembaca memahami pemisahan itu. Pembaca di negara lain biasanya mengharapkan surat kabar mereka memiliki sudut pandang yang mewakili partai atau ideologi tertentu.

Seperti yang diceritakan oleh sejarawan jurnalisme Michael Socolow, John Oakes, seorang editor The New York Times pada tahun 1970, merasakan, "sebuah surat kabar paling efektif memenuhi tanggung jawab sosial dan sipilnya dengan menantang otoritas, bertindak independen, dan mengundang perbedaan pendapat."

Lantas, mana yang lebih penting, fakta atau opini tentang topik tertentu? 

Mungkin tergoda untuk mengatakan faktanya. Tapi tidak secepat itu. Akhir-akhir ini, kita mendapati diri kita meratapi dunia pasca-kebenaran , di mana fakta tampaknya tidak lebih penting daripada opini, dan terkadang kurang penting. 

Seperti yang ditulis oleh penulis fiksi ilmiah Isaac Asimov pada tahun 1980, "Anti-intelektualisme telah menjadi benang yang terus-menerus berkelok-kelok melalui kehidupan politik dan budaya kita, dipupuk oleh gagasan palsu bahwa demokrasi berarti bahwa "ketidaktahuan saya sama baiknya dengan pengetahuan Anda".

Pandangan bahwa opini bisa lebih penting daripada fakta tidak harus berarti sama dengan merendahkan pengetahuan. Itu selalu terjadi bahwa dalam situasi tertentu pendapat lebih penting daripada fakta, dan ini adalah hal yang baik.

Menyebut sesuatu sebagai fakta, agaknya, berarti membuat klaim bahwa itu benar. Ini bukan masalah untuk banyak hal, meskipun mempertahankan klaim seperti itu bisa lebih sulit daripada yang Anda pikirkan.

Apa yang kita anggap sebagai fakta -- yaitu, hal-hal yang kita anggap benar -- bisa jadi salah meskipun komitmen kita yang paling jujur terhadap penyelidikan yang tulus.

Lagi pula, menyebut sesuatu sebagai opini tidak perlu berlarian ke negeri dongeng. Ini juga bukan serangan dalam sebuah argumen. Jika kita menganggap pendapat sebagai pandangan satu orang tentang suatu subjek, maka banyak pendapat bisa menjadi solid.

Misalnya, menurut pendapat saya sains memberi kita narasi yang kuat untuk membantu memahami tempat kita di Semesta, setidaknya sebanyak perspektif agama apa pun. Bukan fakta empiris bahwa sains melakukannya, tetapi itu berhasil untuk saya.

Tapi kita bisa lebih jelas dalam arti jika kita memisahkan hal-hal menjadi masalah fakta dan masalah pendapat.

Fakta terbatas pada klaim empiris, seperti apa titik didih suatu zat, apakah timbal lebih padat daripada air, atau apakah planet ini memanas.

Masalah opini adalah klaim non-empiris, dan mencakup pertanyaan tentang nilai dan preferensi pribadi seperti apakah boleh memakan hewan, dan apakah es krim vanila lebih baik daripada cokelat. Etika adalah contoh sistem di mana fakta tidak dapat dengan sendirinya memutuskan tindakan.

Masalah pendapat dapat diinformasikan oleh hal-hal fakta (misalnya, mengetahui bahwa hewan dapat menderita dapat memengaruhi apakah saya memilih untuk memakannya), tetapi pada akhirnya mereka tidak dijawab oleh fakta (mengapa relevan jika mereka dapat menderita?

Opini bukan hanya bayangan pucat dari fakta; mereka adalah penilaian dan kesimpulan. Mereka dapat menjadi hasil dari pertimbangan yang cermat dan canggih di bidang-bidang yang penyelidikan empirisnya tidak memadai atau tidak sesuai.

Meskipun baik untuk memikirkan dunia yang terbagi dengan rapi menjadi masalah fakta dan pendapat, itu tidak selalu begitu klinis dalam ketepatannya. Misalnya, saya lebih suka es krim vanilla daripada cokelat. Dengan kata lain, tampaknya merupakan fakta bahwa saya memiliki pengalaman subjektif.

Tetapi kita dapat menyembuhkan keretakan potensial itu dengan lebih membatasi masalah fakta pada hal-hal yang dapat diverifikasi oleh orang lain.

Meskipun benar bahwa preferensi es krim saya dapat ditunjukkan secara eksperimental dengan mengamati perilaku saya dan mewawancarai saya, itu tidak dapat diverifikasi secara independen oleh orang lain tanpa keraguan. Saya bisa saja berpura-pura.

Tetapi kita semua pada prinsipnya dapat sepakat apakah atmosfer mengandung lebih banyak nitrogen atau karbon dioksida karena kita dapat berbagi metodologi penyelidikan yang memberi kita jawabannya. Kita juga dapat menyepakati masalah nilai jika kasus untuk pandangan tertentu secara rasional dan persuasif.

Fakta dan opini tidak perlu diposisikan saling bertentangan, karena keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi dalam pengambilan keputusan kita. Dalam kerangka rasional, mereka sama-sama berguna. Tapi itu hanya pendapat saya -- itu bukan fakta.

Anda suka berpikir bahwa Anda mencapai kesimpulan dengan meninjau fakta, menimbang bukti, dan menganalisis argumen. Tapi ini bukan cara Anda, terutama ketika keputusan penting atau perlu dibuat dengan cepat.

Apa yang biasanya Anda lakukan adalah sampai pada kesimpulan terlepas dari penalaran sadar dan kemudian, dan hanya jika diperlukan, mencari alasan mengapa Anda mungkin benar.

Proses pertama, menarik kesimpulan dari bukti atau fakta, disebut inferring; proses kedua, mencari alasan mengapa Anda mungkin percaya sesuatu itu benar, disebut rasionalisasi.

Bahwa Anda merasionalisasi lebih dari yang Anda simpulkan tampaknya kontra-intuitif, atau setidaknya tidak nyaman, bagi spesies yang membanggakan kemampuannya untuk bernalar, tetapi itu didukung oleh karya banyak peneliti, termasuk psikolog Amerika Serikat dan Pemenang Nobel  Daniel Kahneman, yang terbaru dalam bukunya Thinking Fast and Slow. 

Anda cenderung lebih menyukai kesimpulan yang sesuai dengan pandangan dunia Anda yang ada, dan yang tidak mengharuskan Anda untuk mengubah narasi yang menyenangkan dan akrab. Anda juga lebih cenderung menerima kesimpulan ini, secara intuitif melompat ke sana ketika disajikan, dan menawarkan penolakan terhadap kesimpulan yang mengharuskan Anda untuk mengubah atau secara serius memeriksa keyakinan yang ada.

Apakah isu kerangkeng besi di rumah Bupati terlalu sulit untuk dipahami? Apa pendapat Anda tentang para aktivis hak asasi manusia? Ini kemudian mentransfer kesan (seringkali emosional), positif atau negatif, ke isu kerangkeng besi di rumah Bupati dan menyajikan kesimpulan kepada Anda selaras dengan pandangan Anda yang ada.

Dalam benak  Anda juga membantu untuk memahami situasi di mana ia memiliki data minimal untuk bekerja dengan menciptakan asosiasi antara potongan-potongan informasi.

Jika kita mendengar kata "kerangkeng" dan "manusia" bersama-sama, kita tidak bisa menenun narasi yang membuat semacam cerita yang koheren (apa yang disebut Kahneman sebagai koherensi asosiatif ). Semakin banyak Anda mendengar ini, semakin akrab dan mendarah daging narasinya. Memang, proses menciptakan narasi yang koheren telah terbukti lebih meyakinkan orang daripada fakta, bahkan ketika fakta di balik narasi terbukti salah (dipahami sebagai ketekunan teori sosial dan terlibat dalam Backfire Effect).

Apa pun hasilnya, penyelidikan masih terus berlangsung hingga saat ini, dan kerangkeng besi milik siapa pun warga tanpa izin adalah ilegal alias dilarang.

Kerangkeng besi di rumah Bupati bisa berpotensi melanggar hukum pidana. Tak boleh siapa pun mengambil tanggung jawab negara, apalagi bersinggungan dengan kebebasan yang merupakan hak dasar manusia. 

Tak ada yang bisa menjamin jika niat baik sang Bupati untuk melakukan pembinaan terhadap warganya, bersih dari pelanggaran dan bahkan penyiksaan oleh pihak-pihak lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun