Apa yang biasanya Anda lakukan adalah sampai pada kesimpulan terlepas dari penalaran sadar dan kemudian, dan hanya jika diperlukan, mencari alasan mengapa Anda mungkin benar.
Proses pertama, menarik kesimpulan dari bukti atau fakta, disebut inferring; proses kedua, mencari alasan mengapa Anda mungkin percaya sesuatu itu benar, disebut rasionalisasi.
Bahwa Anda merasionalisasi lebih dari yang Anda simpulkan tampaknya kontra-intuitif, atau setidaknya tidak nyaman, bagi spesies yang membanggakan kemampuannya untuk bernalar, tetapi itu didukung oleh karya banyak peneliti, termasuk psikolog Amerika Serikat dan Pemenang Nobel  Daniel Kahneman, yang terbaru dalam bukunya Thinking Fast and Slow.Â
Anda cenderung lebih menyukai kesimpulan yang sesuai dengan pandangan dunia Anda yang ada, dan yang tidak mengharuskan Anda untuk mengubah narasi yang menyenangkan dan akrab. Anda juga lebih cenderung menerima kesimpulan ini, secara intuitif melompat ke sana ketika disajikan, dan menawarkan penolakan terhadap kesimpulan yang mengharuskan Anda untuk mengubah atau secara serius memeriksa keyakinan yang ada.
Apakah isu kerangkeng besi di rumah Bupati terlalu sulit untuk dipahami? Apa pendapat Anda tentang para aktivis hak asasi manusia? Ini kemudian mentransfer kesan (seringkali emosional), positif atau negatif, ke isu kerangkeng besi di rumah Bupati dan menyajikan kesimpulan kepada Anda selaras dengan pandangan Anda yang ada.
Dalam benak  Anda juga membantu untuk memahami situasi di mana ia memiliki data minimal untuk bekerja dengan menciptakan asosiasi antara potongan-potongan informasi.
Jika kita mendengar kata "kerangkeng" dan "manusia" bersama-sama, kita tidak bisa menenun narasi yang membuat semacam cerita yang koheren (apa yang disebut Kahneman sebagai koherensi asosiatif ). Semakin banyak Anda mendengar ini, semakin akrab dan mendarah daging narasinya. Memang, proses menciptakan narasi yang koheren telah terbukti lebih meyakinkan orang daripada fakta, bahkan ketika fakta di balik narasi terbukti salah (dipahami sebagai ketekunan teori sosial dan terlibat dalam Backfire Effect).
Apa pun hasilnya, penyelidikan masih terus berlangsung hingga saat ini, dan kerangkeng besi milik siapa pun warga tanpa izin adalah ilegal alias dilarang.
Kerangkeng besi di rumah Bupati bisa berpotensi melanggar hukum pidana. Tak boleh siapa pun mengambil tanggung jawab negara, apalagi bersinggungan dengan kebebasan yang merupakan hak dasar manusia.Â
Tak ada yang bisa menjamin jika niat baik sang Bupati untuk melakukan pembinaan terhadap warganya, bersih dari pelanggaran dan bahkan penyiksaan oleh pihak-pihak lainnya.