Banyak aktivis telah memperjuangkan keterwakilan perempuan yang setara dalam pengambilan keputusan. Melibatkan perempuan dalam diskusi rumah tangga tentang kesehatan dan gizi mereka sendiri merupakan langkah awal yang penting untuk membawa perubahan.
Informasi juga harus dibuat lebih mudah diakses dengan memanfaatkan media mainstream seperti radio dan televisi untuk menyebarkan pesan kesehatan utama. Membangun kapasitas kelompok swadaya perempuan di kota dan melibatkan remaja yang memiliki ponsel untuk menyampaikan pesan gizi kepada ibu hamil juga merupakan langkah penting.
Kebiasaan baik yang dikembangkan selama masa remaja, seperti perilaku makan yang sehat dan aktivitas fisik, dapat bertahan seumur hidup dan dapat memutus siklus malnutrisi antargenerasi. Namun, program yang bertujuan untuk meningkatkan gizi selama tahun-tahun pembentukan ini masih terlalu sedikit dan jauh di seluruh negeri, dan perlu ditingkatkan dengan cepat.Â
Dalam upaya mendukung gizi yang baik pada masa remaja, Pemerintah Indonesia dengan dukungan dari United Nations Children Fund (UNICEF) dan mitra lainnya telah menguji berbagai kebijakan dan intervensi kesehatan masyarakat. Sejak 2016, program nasional mendistribusikan suplementasi zat besi-asam folat mingguan kepada remaja putri di sekolah, berdasarkan bukti bahwa zat besi dan asam folat yang diawasi yang diberikan seminggu sekali dapat membantu menurunkan prevalensi anemia pada remaja putri. Tapi cakupannya masih rendah.
Tahun 2021, sebuah program apa yang disebut Aksi Bergizi (Aksi Bergizi) dibangun di atas program nasional dengan menyediakan suplementasi zat besi dan asam folat setiap minggu bagi remaja putri maupun laki-laki, sesi pendidikan gizi dan pesan kesehatan masyarakat untuk mendorong kebiasaan gizi yang baik.Â
Pada tahun 2019-2020, hasil dari program Aksi Bergizi di Klaten, Jawa Tengah dan Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menunjukkan perbaikan persepsi dan perilaku kunci terkait gizi di kalangan remaja, seperti peningkatan konsumsi zat besi dan asam folat, aktivitas fisik dan pola hidup sehat. asupan makanan. Mulai tahun ini, intervensi Aksi Bergizi diharapkan masuk dalam program nasional Sekolah Sehat.
Krisis pandemi covid-19 telah berdampak buruk pada program-program seperti Aksi Bergizi. Banyak layanan gizi yang diandalkan remaja sangat terganggu, dan hanya 40 persen puskesmas yang mampu mendistribusikan suplementasi zat besi dan asam folat kepada remaja putri selama masa pandemi.Â
Sebuah survei online UNICEF terhadap lebih dari 6.000 remaja menemukan bahwa hampir 90 persen anak perempuan tidak mengonsumsi suplemen ini selama pandemi, yang dapat menyebabkan peningkatan tajam dalam jumlah gadis remaja yang anemia.
Hari Gizi Nasional 2022 ke-62 diperingati pada 25 Januari 2022 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengampanyekan aksi Cegah Stunting dan Obesitas.Â
"Stunting dan obesitas masih menjadi permasalahan di dunia. Penting bagi kita, mencari, memahami, dan menerapkan pola makan teratur dengan gizi yang seimbang," kata Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes Dhian Probhoyekti dalam konferensi pers Hari Gizi dan Makanan Nasional 2022 yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Selasa.
Stunting masih menjadi permasalahan yang belum selesai di Indonesia. Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes, Dr. Dhian Probhoyekti mengatakan permasalahan gizi tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di dunia. Bahkan permasalahan ini menjadi fokus secara global.