Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Alasan Mengapa Rest Area KM260B Banjaratma Disebut TIP Heritage

29 Desember 2021   21:16 Diperbarui: 30 Desember 2021   21:15 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokomotif tua di kawasan Pabrik Gula Banjaratma (dokpri)

Proefstations diperkenalkan oleh Gerrit Jan Mulder pada tahun 1848 pada Pabrik Gula di Bogor yang selanjutnya menjadi kebutuhan penting di pabrik Gula. 

Gerrit Jan Mulder sebagai penasehat Pemerintah berpendapat bahwa produsen gula harus menerapkan teknologi paling optimal, teknologi yang disesuaikan dengan situasi di Jawa. 

Ini berarti bahwa dalam kemungkinan teknik yang digunakan, kombinasi yang dipilih itu menghasilkan hasil yang paling ekonomis, baik untuk pemerintah dan untuk produsen gula. 

Sementara, teknologi modern memerlukan bahan bakar kayu dan batu bara yang mahal sehingga tidak dapat menutupi biaya produksi, sedangkan teknologi yang optimal di Jawa yaitu teknologi dengan basis bahan bakar air sebagai penggerak mesin uap. 

Berdasarkan inovasi tersebut, sejak tahun 1885 keberadaan Stasiun Pengujian atau Proefstations memiliki peran besar dalam keberhasilan produksi Gula di Jawa (Leidelmeijer:1997).

Sejauh mata memandang,  dan mungkin saya adalah penyuka sejarah. Bangunan pabrik yang berdiri di dalam kompleks seluas 10,6 hektar ini, menjadi daya tarik pengguna Jalan Tol Trans-Jawa mengarah ke Jakarta. 

Pabrik Gula Banjaratma (Foto: Koleksi Riski Manurung Facebook, 23 Agustus 2018)
Pabrik Gula Banjaratma (Foto: Koleksi Riski Manurung Facebook, 23 Agustus 2018)

Ia didominasi material bata merah  tanpa plesteran memiliki ornamen klasik sehingga menyuguhkan kesan retro. Sisa-sisa besi lawas bekas alat pemroses gula, tegel kuno, dan detil otentik berupa nama pembuat tiang besi yang dipatri di sisi tiang, melahirkan aroma romantisme masa lalu yang kental. Seakan ia ingin mengatakan: "Aku pernah Jaya".  

Ia paling muda yang ada di Kota Telur Asin. Ia mulai beroperasi di tahun 1913.

Ia tetap dibiarkan tua. Namun, untuk menjadi rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) bangunannya dikemas menjadi lebih modern, dan dilengkapi fasilitas masjid yang tak kalah unik dari bangunan utama. 

Masjid ini dirancang dengan ornamen batu bata merah. Meski tanpa pendingin ruangan, suasana di dalam masjid tidak akan terasa gerah. Ini berkat bagian ventilasi bangunan yang dirancang menarik dengan celah-celah batu bata tersusun rapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun