Menghadapi Tantangan dalam Karier
Perjalanan karier Sulastri tidak selalu mulus. Sebagai tulang punggung keluarga, ia harus membagi perhatian antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Sulastri tidak hanya membantu perekonomian rumah tangga, tetapi juga menyekolahkan empat adik-adiknya hingga ke jenjang kuliah. Dengan gaji yang terbatas, ia berhasil mengatur keuangan sedemikian rupa sehingga kebutuhan keluarga tetap terpenuhi.
Tantangan lainnya adalah bagaimana meyakinkan masyarakat sekitar Yayasan Meriba untuk menerima keberadaan sekolah tersebut. Beberapa tetangga awalnya menolak karena khawatir aktivitas sekolah akan mengganggu lingkungan mereka. Namun, Sulastri menghadapi semua ini dengan sabar dan penuh kasih. Ia terus berdialog dengan masyarakat hingga akhirnya mereka menerima dan bahkan mendukung keberadaan sekolah tersebut.
Menghadapi Tantangan Kesehatan
Seiring bertambahnya usia dan semakin beratnya tanggung jawab yang ia emban, kondisi kesehatan Sulastri terus menurun. Diabetes yang dideritanya selama bertahun-tahun menyebabkan komplikasi serius, hingga akhirnya membuatnya harus menggunakan kursi roda untuk beraktivitas.
Meskipun kondisi ini membatasi mobilitasnya, semangat dan dedikasi Sulastri tetap menyala. Ia tetap memimpin Yayasan Meriba dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Bagi Sulastri, keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan. Dengan bantuan keluarga dan timnya, ia terus berupaya memberikan yang terbaik bagi siswa-siswanya.
Nilai Hidup dan Harapan untuk Generasi Muda
Setelah lebih dari tiga dekade mengabdi, Sulastri akan pensiun sebagai pegawai negeri pada 1 November 2024. Namun, pensiun bukan berarti akhir dari pengabdian. Sulastri berencana tetap aktif dalam dunia pendidikan melalui Yayasan Meriba dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
Pesan yang selalu ia sampaikan kepada anak didiknya adalah:
"Selama hidup, kita belajar. Bersosialisasi dengan baik kepada siapa saja, penuh kasih, dan penuh belas kasih. Lihatlah ke bawah untuk belajar bersyukur, dan jangan terlalu sering melihat ke atas agar tetap rendah hati."
Sulastri percaya bahwa kesuksesan sejati bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberi manfaat bagi orang lain. Ia berharap generasi muda tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga memiliki empati, integritas, dan semangat untuk berbagi dengan sesama.