Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Label Khusus Kandungan Gula, Wujud Pentingnya Melek Informasi dan Reformulasi Nilai Gizi

24 Juli 2024   13:57 Diperbarui: 24 Juli 2024   15:00 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari wikipedia bahwa gula tambahan dapat menyumbang kelebihan karbohirat dan kalori tanpa memberikan nutrisi ke dalam tubuh. Sedangkan gula alami merupakan bagian penting dari diet sehat karena dikemas dengan nutrisi yang lengkap.

Makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan biasanya kurang serat karena dapat dicerna dan diserap ke dalam aliran darah dengan cepat sehingga terjadi lonjakan glukosa darah. Sedangkan, pada gula alami lebih lambat.

Jika tambahan gula tinggi diberikan kepada negara-negara yang memiliki sumber daya yang lebih rendah, justru ini menjadi sebuah tamparan keras bagi kita. "Diskriminasi" ini tidak terlepas dari dua hal yaitu :

Pertama, Regulasi yang lemah. Salah satunya, belum adanya pelarangan memasang iklan pada minuman dengan kandungan kadar gula yang terlalu tinggi. Contohnya, iklan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang tinggi gula masih bertebaran.

Mengingat asupan gula harian masyarakat Indonesia masih banyak yang berasal dari minuman. Inilah pentingnya tindakan segera untuk membenahi kondisi produk pangan yang mengandung gula baik yang berasal dari luar negeri maupun lokal.

Selain itu, iklan produk susu dengan jargon andalan "Tumbuh cerdas bersama susu ini dan itu". Sebagai strategi marketing produk juga terdapat aplikasi penunjang yakni berupa sarana informasi seperti kalender dan kalkulator ovulasi serta kehamilan dan ilmu parenting. Hal tersebut tentu menarik perhatian orang tua yang "dibanjiri" banyak informasi menggiurkan.

Jika pada produk farmasi melewati standar proses pembuktian yang sangat tinggi. Namun tidak demikian dengan produk makanan. Sehingga melalui regulasi baru diharapkan pemerintah dapat melindungi kesehatan konsumen dan memastikan praktik yang adil dalam perdagangan produk pangan. Tidak ada kandungan yang ditutup-tutupi sehingga mengenai informasi kandungan sebenarnya dari produk tersebut telah melalui prosedur baku tanah air.

Kedua, Minat baca yang masih rendah. Kurangnya perhatian membaca label informasi nilai gizi pada produk kemasan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Kebiasaan membaca dan pemahaman label masyarakat di Indonesia bisa dibilang masih rendah.

Melalui membaca informasi gizi pada label bisa menjadi salah satu cara mencegah timbulnya penyakit seperti obesitas. Makanan dan minuman yang turut menyumbang risiko terjadinya penyakit tersebut seperti minuman botolan, kopi siap saji, konsumsi mie instan, hingga makanan manis kemasan.

Sehingga literasi tentang batas aman konsumsi gula harian sangat penting. Masyarakat harus tahu bahwa 1 sendok teh (sdt) gula setara dengan 5 gram gula. Contoh pada sebotol minuman teh soda dengan takaran per saji 250 ml yang mengadung 30 gram gula. Sedangkan ukuran botol tersebut 500 ml yang berarti 30 gram dikalikan dua. Artinya,minuman tersebut mengandung 60 gram gula atau setara 12 sendok teh. Sedangkan rekomendasi batas konsumsi gula per hari oleh Kemenkes RI adalah maksimal 50 gram untuk orang dewasa dan tidak lebih dari 25 gram atau maksimal 30 gram pada anak.

Konsumen Bisa Lebih Terinformasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun