Puasa ini bisa diisi dengan tantangan awal anak untuk tidak mengonsumsi kudapan favoritnya atau puasa jajan juga bisa. Hal ini bertujuan agar anak belajar sedikit demi sedikit untuk memahami konsep berpuasa yang melarang makan dan minum apapun karena bisa membatalkan puasanya.
5. Kenalkan tradisi dan kegiatan selama bulan ramadan.
Nuansa ramadan lekat dengan suasana seperti ngabuburit, sahur, berbuka, tadarusan, ronda malam, zakat fitrah, bersedekah, salat tarawih, dan sebagainya.
Orang tua dapat mengenalkannya dengan melibatkan anak secara langsung pada serangkaian ibadah puasa. Lambat laun anak juga akan akrab dengan situasai dan kondisi ini sehingga bisa mengambil kesimpulan sendiri bahwa ramadan identik dengan hal-hal yang "menarik", membawa manfaat, serta keberkahan.
6. Melakukan aktivitas seru dan menyenangkan di waktu ngabuburit.
Misalnya memasak takjil, membaca buku, belajar mengaji, bermain dengan tetangga, dan tentunya dengan memperhatikan durasi serta kondisi anak agar tidak merasa terkuras energinya.
Hal ini bertujuan agar ibadah puasa anak diisi dengan kegiatan positif yang tidak menimbulkan kejenuhan justru membawa sebuah ketertarikan dari anak.
7. Berikan reward berupa apresiasi, hadiah maupun sanjungan.
Sebagai bentuk dukungan, motivasi, dan penghargaan untuk anak, orang tua bisa menyiapkan makanan atau minuman favorit anak menjelang berbuka. Selain itu, memberi sanjungan atau pujian kepada anak atas kehebatan dan semangatnya berlatih puasa.
Dari beberapa tips di atas, patut orang tua ingat bahwa jangan sampai menyuruh anak untuk bertahan ketika memang sudah tidak kuat.
Sepanjang punya kemauan dan kemampuan untuk berpuasa "semampunya", maka biarkan semampunya. Jangan paksa dengan berkata, "ayo kuat Nak, kurang satu jam lagi!".