Hal demikian mengonfirmasi bahwa tingkat prevalensi diabetes cukup tinggi sehingga dinyatakan darurat dan cukup mengkhawatirkan.
Bahkan, temuan dari hasil survei YLKI terhadap 10 kota besar di Indonesia menyatakan bahwa Jakarta menjadi kota yang mendominasi tingginya konsumsi MBDK terutama produk kemasan pada susu, teh, dan kopi.
Minuman-minuman "sehat" yang justru mengganggu kesehatan adalah minuman-minuman yang memiliki klaim gizi bermanfaat untuk kesehatan entah untuk pencernaan, tinggi vitamin dan serat, dan sebagainya. Dapat mengganggu kesehatan karena keberadaan kandungan gula berlebih yang membahayakan.
Sebagai contoh, minuman susu kotak berperasa yang diklaim atau dipersepsikan produk sehat sebagai minuman tinggi protein, tinggi kalsium, dan baik untuk tulang yang sangat digandrungi oleh anak-anak. Tak jarang anak-anak juga cenderung mengonsumsinya lebih dari satu kemasan per hari.Â
Oleh sebab itu, anak-anak lebih rentan mudah terpapar dampaknya seperti kerusakan gigi, kenaikan berat badan yang berujung pada obesitas, diabetes, bahkan penyakit jantung.
Kemudahan akses terhadap MBDK
MBDK semakin populer karena rasanya manis, kenyamanan dan kepraktisan dalam pengemasan serta penyajian, dan harganya relatif terjangkau.Â
Akses pembeliannya pun mudah dengan waktu yang sangat cepat untuk mendapatkannya seperti di warung-warung terdekat, minimarket, supermarket, sekolah-sekolah, dan fasilitas umum.
Warung merupakan aksesbilitas tertinggi karena cenderung menjual MBDK dengan harga yang relatif lebih murah. Yang lebih memprihatinkan lagi, masih ada minuman kemasan gelas harga seribuan atau di bawah dua ribu rupiah yang dijual di warung-warung.Â
Apabila minuman manis ini dikonsumsi secara berlebihan, maka jumlah gula dalam tubuh akan meningkat drastis sehingga memicu timbulnya berbagai penyakit seperti diabetes dan obesitas.
Selain adanya rasa penasaran dari orang-orang terdekat, pengaruh iklan yang mudah didapat juga membuat anak-anak "merengek" minta dibelikan dan ikut-ikutan teman.Â