Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Selain Cukai, Simak 6 Kebiasaan Baik untuk Mengontrol Konsumsi MBDK

30 Desember 2023   00:12 Diperbarui: 15 Januari 2024   12:55 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustarsi: Rak minuman berpemanis dalam kemasan di supermarket. (Sumber: Unsplash/Franki Chamaki via kompas.com)

Pengaruh iklan ini sangat besar apalagi remaja juga banyak yang menggunakan media sosial seperti Instagram yang notabene menjamur postingan-postingan berkaitan dengan MBDK oleh influencer idola mereka misalnya.

Iklan semakin "agresif" dengan tampilan kemasan yang menarik, bahkan ada yang memiliki jargon yang sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia seperti apapun makanannya, minumnya MBDK tersebut dan ada satu lagi jargon MBDK yang nyatanya nyegerin.

Pengawasan MBDK belum optimal

Sering kita jumpai di minimarket maupun supermarket, minuman berpemanis ini diletakkan di bagian bawah yang mudah dijangkau oleh anak-anak. Bahkan anak-anak dengan leluasa memasukkan sendiri ke keranjang belanjaan karena ketertarikannya pada kemasan minuman tersebut.

Kadar kandungan gula seperti pisau bermata dua, diperlukan tapi dia berbahaya sehingga harus menjadi perhatian. Gula tidak akan bermasalah di dalam tubuh jika kita mengetahui batasan konsumsinya dan segala yang berlebihan memang tidaklah baik termasuk mengonsumsi gula.

Dengan demikian, diharapkan edukasi tentang MBDK ini seperti bahaya merokok misalnya berapa batasan konsumsi per hari minuman ini untuk anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Maka, perlu edukasi masyarakat secara masif.

Perilaku hidup sehat harus dikontrol

Anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa gemar minum minuman manis. Selain faktor iklan yang booming dengan kemasan menarik, faktor kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Indonesia juga turut memberikan pengaruh.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kebiasaan tersebut untuk bisa dikontrol melalui perilaku hidup sehat seperti lebih cerdas dan cermat dalam memilih produk yang lebih sehat dan meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia yang selama ini "dipandang" masih rendah.

Kita tidak bisa berdiam diri dan membiarkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dihancurkan oleh minuman -minuman berpemanis.

Sambil menunggu pengesahan aturan cukai MBDK yang dalam rencana akan diberlakukan pada tahun 2024, tidak ada salahnya dimulai dari diri kita dan keluarga agar mulai sekarang melakukan strategi penanganan lain melalui kebiasaan-kebiasaan baik untuk menuju generasi sehat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun