Pengaruh iklan ini sangat besar apalagi remaja juga banyak yang menggunakan media sosial seperti Instagram yang notabene menjamur postingan-postingan berkaitan dengan MBDK oleh influencer idola mereka misalnya.
Iklan semakin "agresif" dengan tampilan kemasan yang menarik, bahkan ada yang memiliki jargon yang sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia seperti apapun makanannya, minumnya MBDK tersebut dan ada satu lagi jargon MBDK yang nyatanya nyegerin.
Pengawasan MBDK belum optimal
Sering kita jumpai di minimarket maupun supermarket, minuman berpemanis ini diletakkan di bagian bawah yang mudah dijangkau oleh anak-anak. Bahkan anak-anak dengan leluasa memasukkan sendiri ke keranjang belanjaan karena ketertarikannya pada kemasan minuman tersebut.
Kadar kandungan gula seperti pisau bermata dua, diperlukan tapi dia berbahaya sehingga harus menjadi perhatian. Gula tidak akan bermasalah di dalam tubuh jika kita mengetahui batasan konsumsinya dan segala yang berlebihan memang tidaklah baik termasuk mengonsumsi gula.
Dengan demikian, diharapkan edukasi tentang MBDK ini seperti bahaya merokok misalnya berapa batasan konsumsi per hari minuman ini untuk anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Maka, perlu edukasi masyarakat secara masif.
Perilaku hidup sehat harus dikontrol
Anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa gemar minum minuman manis. Selain faktor iklan yang booming dengan kemasan menarik, faktor kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Indonesia juga turut memberikan pengaruh.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kebiasaan tersebut untuk bisa dikontrol melalui perilaku hidup sehat seperti lebih cerdas dan cermat dalam memilih produk yang lebih sehat dan meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia yang selama ini "dipandang" masih rendah.
Kita tidak bisa berdiam diri dan membiarkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dihancurkan oleh minuman -minuman berpemanis.
Sambil menunggu pengesahan aturan cukai MBDK yang dalam rencana akan diberlakukan pada tahun 2024, tidak ada salahnya dimulai dari diri kita dan keluarga agar mulai sekarang melakukan strategi penanganan lain melalui kebiasaan-kebiasaan baik untuk menuju generasi sehat Indonesia.