Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kiprah Perempuan dalam Upaya Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting

28 November 2023   12:38 Diperbarui: 15 Januari 2024   13:09 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urgensi Penanganan Stunting

Presiden RI Joko Widodo merancang strategi Republik Indonesia (RI) menjadi negara maju di 2030. Untuk menjadi negara maju dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan bahwa stunting bukan hanya urusan tinggi badan tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis.

Dalam jangka pendek, stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.

Dalam jangka panjang, stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitas saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, hipertensi, jantung koroner dan stroke.

Hasil penelitian SEANUS (South East Asian Nutrition Surveys) 2017 menyatakan bahwa stunting : (1) bukan faktor genetik, (2) berhubungan dengan kecerdasan, (3) mempengaruhi aktivitas anak, (4) berkaitan dengan emosional, (5) timbulnya gangguan body mass index (BMI).

Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan.

Dalam tulisan ini penulis akan membahas kiprah perempuan sebagai perwujudan pemberdayaan perempuan dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Indonesia.

Mengingat penulis adalah seorang wanita (perempuan) sekaligus ibu dari seorang balita yang dekat dengan serba-serbi permasalahan stunting di lingkungan tempat tinggal.

Penulis mulai menaruh perhatian masalah stunting karena melihat kondisi di lapangan yang penulis alami, hadapi, dan amati berdasarkan pengalaman, yakni : (1) melihat berat badan anak penulis yang selisih 6 kilogram dengan teman sebayanya dengan perawakan tinggi berisi, (2) melihat teman sebayanya yang harus terapi karena speech delay atau mungkin late talker karena kosakatanya masih terbatas, (3) melihat anak tetangga yang seumuran dengan anak penulis namun berat badannya kurang bahkan bulan lalu dikunjungi oleh tenaga kesehatan dan kader posyandu tempat tinggal penulis.

Penulis mencari tahu dan membaca berbagai pemberitaan yang berkaitan dengan stunting di media sosial, berbagai website kementerian, dan sebagainya. Hingga pada akhirnya, beberapa pengalaman yang penulis sampaikan di atas ternyata tidak terlepas dari pembahasan stunting.

Kiprah Perempuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun