"Ya iya lah, kan kamu baru keluar lewat jalur ke kost baru tadi pagi, kemarin-kemarinnya masih kuliah dan kita berada di Univ yang berbeda.
Setelah makanan datang, keduanya tak lagi banyak bicara. Mereka lebih fokus menghabiskan makanan dan menghilangkan lapar yang dari tadi melanda.
Caffe dengan lampu-lampu kecil yang mengelilingi kepala dan beberapa tanaman bunga yang menggantung di tiang kayu sungguh indah. Ditambah dengan lampu lilin yang dibungkus kaca yang terdapat di meja setiap pembeli. Sebuah rak tanaman juga ada di bagian kiri. Serta tempat yang menjorok keluar hingga bisa memandang bintang gemintang membuatnya semuanya menjadi semakin indah. Apalagi bersama dengan seseorang yang berbeda.
Orang-orang yang melihat mereka berdua menganggap keduanya adalah pasangan yang serasi. Aldi orangnya tampan dengan jenggot tipis yang tumbuh di bawah bibir bagian tengah. Sedang dia sangat cantik dengan rambut yang sedang, hidung mancung, dan keutamaan lain yang biasa dimiliki oleh orang cantik.
"Gimana kuliahmu?" tanyanya setelah membasuh tangan.
"Alhamdulillah lancar, kamu?"
"Biasa aja,"
Keduanya bertukar banyak hal. Mulai dari mata kuliah favorit, dosen paling killer, hingga berita-berita terkini yang banyak tayang di televisi. Tapi keduanya tak terlalu larut dengan itu semua. Mereka lebih fokus pada hal-hal ringan yang mengalir begitu saja tanpa rencana.
Tiga jam keduanya berada di sana. Sungguh tak terasa. Banyak orang yang keluar dan banyak juga orang yang baru masuk. Pantas saja tempat ini ramai. Desain, hidangan, dan pelayanan sungguh bagus sekali.
Satu hal yang tidak Aldi sadari. Bahwa salah satu temannya juga ada di situ.
##@@##