Mohon tunggu...
M. Kholilur Rohman
M. Kholilur Rohman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pegiat literasi yang berasal dari Kota Sumenep sekaligus Murabbi Ma'had Sunan Ampel Al-Aly (MSAA) UIN Malang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Entah pada Siapa

19 Juli 2019   15:53 Diperbarui: 19 Juli 2019   16:01 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamar Aldi yang sederhana, didesain dengan rapi yang takkan pernah membuat bosan siapa saja yang mampir ke dalamnya. Lemari yang berada di pojok kiri kamar, beberapa poster ulama yang menempel di dinding berwarna biru, hingga beberapa aksesoris menghiasi beberapa sudut kamar yang membuat semuanya berbeda. Dan seperti biasa, Aldi selalu meletakkan sepatunya di bawah ranjangnya.

Pagi itu Aldi tidak ada kuliah. Baru pukul 09.30 dia ada jadwal kuliah. Kesempatan ini Aldi gunakan untuk menyelesaikan beberapa tugas yang masih belum tuntas. Resume, makalah, ppt, dan mengecek absen yang harus disetorkan dua hari lagi. Maklum, sebagai ketua kelas, ia tidak mau menyusahkan sekretarisnya sendiri. Perlu adanya kerja sama yang terjalin di antara keduanya.

Buku-buku dari bermacam genre berjejer rapi di rak berukuran mini yang ia beli beberapa bulan lalu. Dalam segala peralatan, Aldi memang senang mengaturnya sendiri. Mulai dari yang merek apa, warna apa, hingga ukuran yang seperti apa. Dengan begitu Aldi merasa dirinya mandiri dan benar-benar menjadi mahasiswa.

Satu jam setengah ia berkutat dengan beberapa buku dan lembar laporan yang berhamburan di meja belajarnya. Sebentar lagi ia harus berangkat kuliah. Sejenak ia baringkan badan. Menikmati langit-langit kamar kos yang berwarna biru seperti langit. Di atasnya tergantung lampu 40 watt yang senantiasa menerangi setiap malam Aldi. Tak lama dari itu ia pun bangkit dan langsung berkemas.

Sebelum berangkat kuliah, sudah menjadi kebiasaan Aldi untuk terlebih dahulu memantapkan hati dan menata niat agar apa yang akan dipelajarinya bisa bermanfaat dan barokah. Kecuali dalam situasi terburu-buru atau lupa yang tak direncanakan. Dan mirisnya, Aldi sering lupa untuk itu. Berbeda dengan sekarang, dia sudah ingat dan melakukannya seperti biasa.

Perjalanan membosankan. Sudah beberapa hari Aldi mengalami perjalanan yang begitu saja. Sepeda motor dan mobil yang saling bersinggungan, tukang sol sepatu yang biasa mangkal di dekat ATM pinggir jalan , beberapa gerobak yang menyajikan berbagai genre masakan, dan tentu beberapa transaksi di dalamnya. Aah, apakah tidak ada hal baru yang bisa ia temui. Misalnya tabrakan massal yang membuat kegaduhan, dinosaurus yang mengacak-acak apa saja yang ada di depannya, atau angin biasa yang tiba-tiba menerbangkan benda-benda ke segala penjuru. Ingin rasanya ia menemui hal baru.

Sapaan hello, hay, assalamualaikum, dan yang paling mesra seperti cuk, patek, asu, dan yang lain sebagainya beberapa kali Aldi temui dari teman-teman dekatnya yang berpapasan di jalan. Tidak mungkin orang yang masih baru kenal atau belum kenal mengucapkan kata-kata kemesraan itu. Meskipun kadang ada sebagian yang seperti itu untuk mencoba memulai keakraban.

Sekitar 10 menit, Aldi pun sampai di kelasnya dengan selamat.

Duduk, diam, menyimak, dan menyimpan apa yang segala disampaikan oleh dosen di memori ingatan. Beberapa ada yang ditulis dan ada yang dibiarkan begitu saja. Aldi yang dari dulu sudah terbiasa menulis, dengan mudah melakukan hal sederhana seperti mencatat keterangan yang tidak ada di buku pedoman. Sehingga tak heran jika apa yang dia dapatkan melebihi teman-temannya.

Setelah itu, Aldi pasti akan mengangkat tangan tuk bertanya saat dipersilahkan bila ada yang masih belum dipaham. Terkadang ia memang benar-benar tidak paham, dan terkadang karena hanya ingin mendapatkan perhatian dosen. Jangan salah, orang yang aktif dalam perkuliahan akan mendapat sesuatu yang berbeda dari yang lain. Bisa dari segi perhatian, nilai, informasi baru, bahkan pada hal-hal yang tak terduga lainnya.

##@@##

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun