Ingin rasanya Aldi pergi ke sana tuk sekedar menyapa. Tapi apalah daya, tampaknya waktunya masih kurang tepat. Dia pun melanjutkan perjalanan setelah keduanya saling menukar senyum. Dalam hati Aldi bersyukur dan senang bisa bertemu dengannya. Wajahnya yang cantik membuatnya semakin tidak sabar untuk bertemu dan berbicara banyak hal dengannya.
"Terima kasih Tuhan telah mempertemukanku dengannya," ucap Aldi dalam hati.
 Selama perjalanan tidak ada lagi hal yang istimewa. Semuanya sama saja seperti biasa.
##@@##
Aldi bergerak cepat. Secepat gelombang pantai yang bisa memakan puluhan bahkan jutaan korban dalam hitungan menit. Dan terbuk ti Aldi langsung mengajaknya ke tempat makan pada malam harinya. Ia masih tidak mau membuka dari mana ia tahu nama, nomor telpon dan segala hal yang tidak bisa didapatkan oleh orang yang baru kenal.
"Sejak kapan pindah ke sini?" tanya Aldi setelah keduanya duduk dengan dua cangkir minuman yang mereka pesan.
"Ke sini? Maksudmu ke tempat kost yang baru?" tanyanya baik sambil tersenyum.
"Hii, iya lah,"
Pertanyaan yang sebenarnya bisa dipaham tapi sengaja ia buat rumit tuk sekedar menghangatkan suasana yang sudah mulai mendingin.
"Baru dapat seminggu,"
"Udah lumayan berarti, kok baru kelihatan?"