Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan untuk Jokowi: Hentikan "Ngobong" Pilih "Ngalah" Agar Husnul Khotimah

8 Februari 2024   08:09 Diperbarui: 8 Februari 2024   08:09 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Topik: Saat Jokowi Marah-marah (cnbcindonesia.com) 

Perlakuan Megawati tersebut bukan hanya telah membuat Jokowi tersinggung, tetapi juga istri dan anak-anaknya, karena merendahkan marwah dan harga diri mereka. 

Meskipun faktanya benar, ucapan tersebut dianggap sebagai pelecehan tingkat tinggi oleh banyak pihak. Atas dasar ketersinggungan tingkat tinggi inilah yang telah membuat Jokowi  nekad membangun dinasti politik: menjadikan Gibran menjadi Walikota Solo yang kemudian menjadi Cawapres Prabowo Subianto, Kaesang sebagai Ketua Umum PSI, dan menantunya Boby Nasution sebagai Walikota Medan, meskipun usia mereka masih muda dan minim pengalaman.

Faktor internal kedua yang telah membuat Jokowi ngobong adalah kasus ijazah palsu  SMA dan insinyur kehutanannya  dari UGM. Ijazah palsu ini, yang merupakan bukti kompetensi akademik, saat ini secara resmi diajukan ke pengadilan oleh sekelompok pengacara dan menjadi viral. 

Kasus ini sudah barang tentu merupakan aib tingkat tinggi bagi Jokowi dan keluarganya, apalagi memiliki peluang besar untuk dimenangkan oleh penggugat. Kenyataan ini merupakan sumber malu besar bagi Jokowi dan wajar jika mengakibatkan ngobong dalam dirinya.

Pemicu Eksternal 

Adapun faktor eksternal  yang telah membuat Jokowi ngobong sedikitnya ada dua. Pertama, dipicu akibat proyek pembangunan IKN (Ibukota Negara) yang diharapkan akan menjadi "gong" dari warisan infrastruktur Jokowi ternyata malah sebaliknya. Proyek ini seharusnya menjadi tonggak dari warisan infrastruktur yang telah dibangun secara besar-besaran selama 10 tahun terakhir. Namun, proyek ini mendapat kritik luas dari berbagai pihak, termasuk lawan politiknya.

Pembangunan IKN awalnya diharapkan dapat menarik investasi dari luar negeri, namun kenyataannya tidak terbukti. Hampir tidak ada investor asing yang menyumbangkan dananya, dan proyek ini justru menyerap APBN. Selain itu, pembangunan IKN dianggap tidak melibatkan proses demokratis dan mencabut hak masyarakat yang terdampak. Kegagalan proyek ini, ditambah dengan kritik terhadap pembangunan IKN, dapat memicu kekecewaan dan kemarahan Jokowi.

Faktor kedua, upaya Jokowi mengawal putra kesayangannya, Gibran Rakabuming Raka, dengan berbagai modusnya (ikut cawe-cawe, menggunakan tangan adik iparnya Anwar Usman dan menggelontorkan dana Bansos jor-joran) ternyata juga mendapat sentimen negatif dari publik.

Aksi-aksi nepotisme Jokowi  mendapatkan perlawanan dari berbagai pihak. Termasuk saat menjelang hari pencoblosan gelombang protes dari dunia kampus terus bergelombang. Pada tahun terakhirnya menjabat sebagai presiden, Jokowi mendapat "peringatan keras" dari para akademisi, mahasiswa, hingga ekonom lantaran dituding mengintervensi konstitusi dan menyalahgunakan wewenangnya sebagai presiden demi memuluskan langkah putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, dalam Pemilu 2024.

Begitu pula fakta-fakta situasi menjelang hari H Pilpres yang menunjukkan merosot tajamnya Capres jagoan Jokowi Prabowo Subianto di mata publik semakin membuat Jokowi dilanda resah-gelisah. Sebagai orang yang pernah dua kali ,engikuti dua kali kontestasi Pilpres dan memenangkannya, sudah barang tentu "mata hati Jokowi" sangatlah tajam membaca fakta tersebut. Semua hal tersebut dapat dipahami jika telah membuat Jokowi kembali ngobong.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun