Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Bukan Bintang Terluka

25 Mei 2016   23:54 Diperbarui: 26 Mei 2016   17:38 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Demi menebus dosa besarnya, Nyonya Amira membawa Bintang tuk tinggal di rumah megahnya. .Di bawah atap rumah megah mewah nan megah, dua insan saling membagi kasih sayang. Selayak kasih sayang ibu dan anak. Hubungan diatasnya tak ada batas. Keangkuhan Nyonya Amira melebur, rasa sungkan Bintang sedikit hilang.

Fasilitas-fasilitas mulai alat ketik braille, papan huruf braille, sempoa ataupun kalkulator tersedia secara cuma-Cuma. Hal ini cukup membantu Bintang dalam berkomunikasi dan belajar. Apalagi ditambah dengan kursus-kursus yang meningkatkan wawasan dan ketrampilan.

Setahun berlalu, beasiswa menuju Harvard University terbuka kembali. Bintang tak kan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan. Dukungan terbesarnya berasal dari dirinya sendiri dan Nyonya Amira tentunya. Keindahan Harvard memang tak terlihat oleh matanya. Namun mata hatinyalah yang menyaksikan dan merasakan keindahannya.

‘’ Jaga dirimu baik-baik nak! Ingat kau bukanlah bintang terluka, tapi kau bintang yang sesungguhnya. Tante melihatnya. Tante melihat sinar-sinar itu berada pada dirimu. Pulanglah saat liburan tiba! Tante akan merindukanmu.’’ Pesan terakhir Nyonya Amira sebelum keberangkatan Bintang menuju Harvard. Pelukan Nyonya Amira terasa hangat. Bintang merasakannya. Wanita itu meluapkan kasihnya kepada Bintang.

Keberuntungan sedang berpihak kepada Bintang. Studinya berjalan lancar. Ujian-ujian terlampaui dengan mudahnya. Beasiswa-beasiswa selalu ia raih. Kebahagiaannya bertambah saat rektor Harvard University memberinya beasiswa yang luar biasa. Bukan sekrdar beasiswa pendidikan. Bintang mendapatkan donor mata di Harvard, Inggris. Keteguhannya akan belajar dan pencapaian cita-cita, meluluhkan hati sang Rektor hingga memutuskan membiayainya dalam operasi cangkok mata.

%

Liburan pertama yang dinantikan. Rindu dengan tanah kelahiran. Apalagi dengan orang tersayang. Berharap pesawat melaju kencang. Membawanya menuju kejutan dan kebahagiaan.

‘’Tante Amira, terima kasih Tante telah menghapus luka Bintang.’’ Batin Bintang saat mendarat di bandara Soekarno-Hatta. Bintang langsung menembus ibu kota dengan sebuah taxi menuju kediaman mewah milik Nyonya Amira.

Seumur-umur Bintang memang tak pernah melihat betapa mewahnya rumah yang pernah ia pijaki itu. Namun melalui kartu nama Tante Amira, Bintang dapat dengan mudah menemukannya.

‘’Permisi.... Tante Amira....!’’Teriak Bintang dari balik pagar besi yang menjulang tinggi. Dipukulnya juga gembok besar yang tergantung pagar besi tuk mencari perhatian sang empunya rumah.

Tampak dari kejauhan seorang pria berseragam berlari kecil menuju pagar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun