OLEH: Khoeri Abdul Muid
Malam itu sunyi, hanya suara jangkrik yang terdengar di sela-sela desir angin. Dani duduk di tepi ranjang, memandangi kalender di dinding kamarnya. Esok hari adalah pengumuman kelulusan dari sekolah pelayaran. Ia tahu, nasibnya akan berubah setelah itu---entah menjadi kebanggaan keluarga atau justru aib.
"Mas Dani, percaya dirilah. Kamu pasti lulus," ujar Nanda, adik perempuannya, yang berdiri di pintu.
Dani hanya tersenyum tipis, mengusap kepala adiknya. Tapi di dalam hati, ia gelisah. Tahun lalu, ia gagal dalam ujian akhir karena lalai belajar. Kali ini, ia tak ingin mengulang kesalahan yang sama.
Namun, ada hal lain yang menghantui pikirannya---sebuah rahasia yang ia pendam rapat-rapat.
Beberapa bulan sebelumnya, Dani diam-diam membantu seorang teman bernama Rico menyelinap keluar dari asrama malam hari. Rico ingin merayakan ulang tahun seorang gadis, tapi apesnya, mereka tertangkap penjaga malam.
"Ini salahku, Pak," Dani berkata tegas saat dimarahi kepala asrama.
Rico menatap Dani dengan rasa bersalah, tapi Dani hanya mengangguk kecil. "Aku yang tanggung jawab."
Kejadian itu berbuntut panjang. Rico terbebas dari sanksi, tapi Dani mendapat catatan buruk yang hampir membuatnya dikeluarkan. Meski akhirnya diizinkan menyelesaikan ujian, ia tahu rapornya tak lagi sempurna.
"Kamu bodoh, Dani. Itu salahku," ujar Rico suatu hari.