"Tapi aku yang salah!"
"Dan aku yang memutuskan buat tanggung jawab," balas Dani tegas. "Rico, nggak ada gunanya jadi pemimpin kalau cuma bisa nyuruh orang lain tapi nggak bisa atur diri sendiri. Aku nggak nyesel."
Rico terdiam. Matanya berkaca-kaca, tapi Dani hanya tersenyum tipis.
Lima tahun kemudian, Dani berdiri di geladak sebuah kapal besar. Seragamnya rapi, lengkap dengan pangkat perwira. Ia baru saja mengakhiri pelayaran panjang di perairan internasional.
"Kapten Dani, ada tamu yang ingin bertemu," ujar salah satu awak kapal.
Dani mengangguk. Ketika ia turun ke dermaga, Rico berdiri di sana, mengenakan pakaian sederhana.
"Aku dengar kamu jadi kapten sekarang," ujar Rico sambil tersenyum canggung.
Dani tertawa kecil. "Kamu nyari aku cuma buat itu?"
"Enggak." Rico menunduk sejenak, lalu menyerahkan sebuah kotak kecil. "Ini... buat kamu."
Dani membuka kotak itu dan mendapati sebuah plakat sederhana bertuliskan: Pemimpin Sejati adalah yang Berani Bertanggung Jawab.
"Makasih," kata Dani, suaranya serak.