"Ini hidupmu, Din," suara Aditya bergema di benaknya. "Apa pun pilihanmu, pastikan itu membuatmu bahagia."
Dini menatap Yuda. Hatinya berperang antara rasa cinta yang dulu pernah ia miliki dan luka yang mengajarinya tentang arti bertahan hidup.
Dan ia membuat pilihan.
Tiga bulan kemudian, Dini duduk di sebuah restoran kecil, mengenakan gaun sederhana, tetapi wajahnya memancarkan kepercayaan diri yang tak biasa. Di depannya, Aditya tersenyum, meski ada rasa penasaran di matanya.
"Aku ingin meminta maaf," kata Dini, tangannya menggenggam cangkir teh hangat.
"Untuk apa?" tanya Aditya.
"Karena aku sempat memilih kembali pada Yuda."
Aditya terdiam, tetapi tidak tampak terkejut.
"Aku pikir aku bisa memperbaiki sesuatu yang sudah rusak," lanjut Dini. "Tapi kenyataannya, itu seperti mengulang mimpi buruk yang sama. Aku tidak bisa mengubah Yuda, dan yang lebih penting, aku tidak bisa mengkhianati diriku sendiri lagi."
Aditya menatapnya dengan lembut. "Jadi, sekarang?"
Dini menarik napas panjang. "Sekarang aku memilih diriku sendiri. Aku memilih untuk memaafkan diriku, membebaskan diriku dari bayang-bayang siapa pun."