Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bayang-Bayang yang Memilih

22 November 2024   15:30 Diperbarui: 22 November 2024   17:18 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Dini selalu percaya hidup adalah tentang pilihan. Ia memilih untuk tersenyum meski hatinya perih, memilih untuk berdiri meski dunianya runtuh. Namun, kepercayaan itu mulai goyah ketika pilihan-pilihan yang ia buat terasa seperti tali yang semakin mencekiknya.

Dini menikah dengan Yuda, seorang pria ambisius yang pernah ia pikir akan menjadi pelindungnya. Namun, ambisi Yuda berubah menjadi ketamakan. Ia berselingkuh, meninggalkan Dini dengan luka yang tak mampu sembuh oleh waktu. Saat akhirnya mereka bercerai, Dini mengumpulkan sisa-sisa dirinya dan memulai hidup baru sebagai pelayan kafe.

Di sinilah ia bertemu Aditya, seorang pria sederhana yang selalu datang pada pukul lima sore, memesan kopi hitam tanpa gula. Hari demi hari, obrolan mereka berkembang dari basa-basi menjadi percakapan yang dalam. Aditya selalu ada untuk Dini, menghapus sisa-sisa bayang kelam yang ditinggalkan Yuda.

Namun, takdir sering kali bermain-main.

Di suatu sore yang cerah, Dini membuka pintu kafe dan mendapati Yuda duduk di sudut ruangan. Wajah pria itu tampak lebih tua, tetapi matanya penuh dengan harapan. "Aku ingin kita kembali," katanya setelah kafe tutup.

Dini hanya diam, dadanya sesak. Setelah semua luka, Yuda kembali seperti badai yang tiba-tiba menerjang tenangnya lautan.

"Kenapa sekarang?" tanya Dini lirih.

"Aku menyesal," jawab Yuda. "Aku sadar, kamu adalah satu-satunya tempatku pulang."

Dini tahu Aditya tidak akan pernah menyakitinya seperti Yuda. Tapi Yuda adalah bagian dari masa lalunya, bagian yang masih ia simpan meski dengan kemarahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun