Sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan di bawah pemerintahan Jokowi, Prabowo telah menunjukkan komitmen kuat untuk memperkuat pertahanan nasional, termasuk modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan upaya meningkatkan kemampuan militer Indonesia.
Kabinet Jokowi: Koalisi Besar dan Representasi Politik
Satu ciri khas kabinet Jokowi adalah upaya untuk menciptakan keseimbangan antara keahlian teknokratis dan representasi politik.
Pada periode pertama pemerintahannya, Jokowi membentuk kabinet dengan slogan "Kabinet Kerja", yang terdiri dari sejumlah profesional di bidangnya, termasuk nama-nama seperti Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) dan Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR).
Namun, tekanan dari partai-partai politik dan pentingnya menjaga stabilitas koalisi juga membuat Jokowi harus memasukkan sejumlah menteri dari kalangan politisi.
Pada periode kedua, kabinet Jokowi menjadi semakin politis, terutama dengan masuknya tokoh-tokoh dari partai-partai besar.
Bahkan, Prabowo Subianto, yang sebelumnya menjadi rival beratnya dalam dua pemilu, ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, memperkuat spekulasi bahwa kabinet ini adalah hasil kompromi politik besar-besaran.
Kabinet Prabowo: Menuju Kabinet Zaken?
Salah satu janji besar Prabowo saat mencalonkan diri sebagai presiden adalah pembentukan zaken kabinet---sebuah kabinet yang didasarkan pada keahlian, bukan afiliasi politik.
Janji ini menggemakan keinginan publik akan pemerintahan yang lebih efisien dan bebas dari kepentingan partai.
Jika Prabowo berhasil melaksanakan janji ini, kabinetnya akan terlihat sangat berbeda dari kabinet Jokowi yang banyak dipengaruhi oleh pertimbangan politik.