"La, bagi bangsa Indonesia. Apa sesuatu yang dipercaya itu, Mas?"
"Pancasila," jawab Silo, masih saja irit.
"Kenapa?" tanya anyel Ponco sembari lekat memandang wajah Silo.
Silo hanya tersenyum simpul. Mempermanis wajah gantengnya. Secangkir kopi yang masih panas digulirkannya bertahap di lepek. Lalu perlahan disruput.
"E. Apa, Co?"
Ponco menarik napas. Sadar, Silo belum hangat berpikir.
"Kenapa bangsa Indonesia percaya pada Pancasila. Kok tidak percaya saja pada agama, Mas?"
"Itu interpretasimu."
"La emangnya, salah, Mas?"
"Bangsa Indonesia sangat percaya pada agama. Dan, bersepakat menjadikan Pancasila sebagai ideology negara. Agama dan Pancasila dua hal berbeda tapi bukan bertentangan, Co".
"Maksudnya, Mas?"