"Salah satu cara kita mendekatkan umat kepada Islam adalah dengan shalat," ujar beliau dalam kajian itu. "Shalat bukan sekadar ibadah fisik, tapi juga sarana memperkuat hubungan dengan Allah dan membangun kesadaran sosial di tengah umat."
Buya Risman juga dikenal atas perannya yang kolaboratif. Dalam beberapa kesempatan, beliau mengapresiasi pemerintah atas kerja samanya dengan Muhammadiyah. Namun, beliau tetap kritis, terutama terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada umat.
Fenomena Muhammadiyah atau Ujian Pribadi?
Aku tidak tahu pasti apakah pergeseran Buya Risman dari Majelis Tabligh ke Majelis Pemberdayaan Masyarakat adalah bagian dari fenomena internal Muhammadiyah, di mana paham-paham luar mulai memengaruhi arah organisasi. Ataukah ini sekadar ujian pribadi yang harus beliau hadapi sebagai seorang pejuang dakwah?
Yang jelas, Buya Risman tidak pernah berhenti. Beliau terus menjalankan amanahnya, bahkan di tengah keterbatasan dan tantangan. Aku belajar banyak dari beliau tentang arti ketulusan dalam berjuang.
Buya Risman adalah contoh nyata seorang ulama yang tidak bergantung pada posisi untuk menjalankan dakwah. Beliau mengajarkan bahwa kekuatan dakwah tidak terletak pada jabatan, tetapi pada niat dan kesungguhan hati untuk melayani umat.
Epilog
Kenangan itu selalu mengingatkanku bahwa perjuangan ini belum selesai. Suara dan harapan Buya Risman masih terngiang di telingaku, menjadi pengingat bahwa aku, dan kita semua, punya tanggung jawab untuk melanjutkan apa yang beliau perjuangkan. Semoga Allah selalu menguatkan kita, dan semoga Muhammadiyah tetap kokoh sebagai mercusuar umat.
Hingga kini, aku masih sering merenungkan kata-kata Buya Risman. Beliau adalah salah satu sosok yang menginspirasi perjalananku dalam dakwah. Meskipun posisi beliau telah bergeser, semangatnya tetap menyala. Dan aku yakin, di mana pun beliau berada, dakwah Muhammadiyah akan tetap berjalan, sebagaimana cita-cita luhur yang selalu beliau perjuangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H