Mohon tunggu...
Zulkarnain ElMadury
Zulkarnain ElMadury Mohon Tunggu... Lahir di Sumenep Madura

Hidup itu sangat berharga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Imam Empat Mazhab: Kedudukan dan Keunggulan Keilmuanya dalam Menghafal Hadis

1 November 2024   22:23 Diperbarui: 1 November 2024   22:27 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keempat Imam besar ini---Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal---tidak mengajarkan fanatisme atau taklid buta kepada mazhab yang mereka dirikan. Mereka semua bersepakat bahwa Islam harus dipahami berdasarkan dalil dan argumentasi yang kuat dari Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, masing-masing imam menekankan pentingnya menggunakan akal, ilmu, dan pengetahuan terhadap dalil-dalil syar'i, bukan hanya mengikuti pendapat tanpa dasar.Contohnya, Imam Abu Hanifah pernah berkata, " *Jika suatu hadis sahih bertentangan dengan pendapatku, maka tinggalkan pendapatku dan ikuti hadis tersebut."* Imam Malik juga menegaskan bahwa semua pendapat ulama dapat diterima atau ditolak, kecuali pendapat Rasulullah SAW. Imam Syafi'i menasihati murid-muridnya untuk selalu merujuk kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah jika pendapatnya keliru. Imam Ahmad bahkan berpendirian tegas dalam meninggalkan pendapat yang tidak berdasarkan dalil.

Inilah Selengkapnya pernyataan Empat Imam_

Keempat imam tersebut membuka ruang untuk perbedaan pendapat yang ilmiah dan menghormati pandangan ulama lain. Mereka sama-sama menolak fanatisme yang berlebihan terhadap mazhab tertentu, sebab mereka menyadari bahwa ijtihad adalah upaya yang manusiawi dan terbatas oleh pemahaman masing-masing: 

 1. Imam Abu Hanifah

 " ."

 _"Jika suatu hadis sahih, maka itulah mazhabku."_ 

Penjelasan: Imam Abu Hanifah mengarahkan para pengikutnya untuk meninggalkan pendapatnya jika terdapat hadis sahih yang bertentangan dengan pendapatnya, karena beliau mengutamakan kebenaran dari hadis daripada opininya.

 2. Imam Malik bin Anas 

 " ."

 _"Aku hanyalah manusia biasa, terkadang benar dan terkadang salah. Lihatlah pendapatku; apa yang sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah, ambillah, dan yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah, tinggalkanlah."_ 

Penjelasan: Imam Malik tidak menganggap pendapatnya sebagai sesuatu yang mutlak benar dan menganjurkan untuk merujuk kepada Al-Qur'an dan sunnah sebagai sumber utama.

 3. Imam Asy-Syafi'i

 " ."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun